Suara.com - Perusahaan riset UK Artificial Intelligence (AI) milik Google telah mengembangkan penelitian tentang kecerdasan buatan yang bisa memprediksi kemungkinan seseorang menderita gagal ginjal.
Kecerdasan buatan milik Google yang dirancang untuk mendeteksi penyakit gagal ginjal hingga 48 jam atau 2 hari sebelumnya disebut DeepMind.
DeepMind ini dirancang sebagai terobosan baru untuk memrediksi salah satu penyebab seseorang bisa menderita gagal ginjal setidaknya 2 hari sebelum itu terjadi.
Terobosan baru ini diharapan bisa menyelamatnya setidaknya 30 ribu nyawa pasien gagal ginjal setiap tahunnya. Tidak hanya mencari tahu penyebab pasien gagal ginjal, tetapi juga memprediksinya sebelum terjadi.
Mengingat, penyakit gagal ginjal ini cenderung sulit dikenali gejalanya dan kebanyakan kasus pasien baru mendapat pengobatan ketika kondisinya sudah serius.
Sekarang dengan kecerdasan buatan ini, DeepMind telah mengembangkan suatu algoritma yang menandai hampir 60 persen pasien yang berisiko gagal ginjal.
Penelitian NHS sebelumnya telah menyarankan bahwa sekitar 30 persen dari kasus kematian akibat gagal ginjal dapat dicegah jika diketahui lebih awal. Sehingga algoritma DeepMind ini bisa mencegah 30 ribu kematian di Inggris setiap tahunnya.
"Gagal ginjal salah satu penyebab paling membahayakan pasien. Setiap tahunnya tibuan pasien meninggal karena penyakit ini. Sekitar 40 persen pasien berakhir di Unit Perawatan Intensif," kata dr. Dominic King, pemimpin kesehatan DeepMind AI dikutip dari The Telegraph.
Cara kerja DeepMind dalam mendeteksi gagal ginjal ini melalui tes darah, detak jantung dan tekanan darah.
Baca Juga: Selain Masalah Ginjal, Teh Tanaman Kumis Kucing Bisa Obati 5 Penyakit Ini
Sehingga harapannya aplikasi ini bisa membantu para ahli emmberikan perawatan dan pengobatan yang tepat pada pasiennya sejak awal didiagnosis gagal ginjal. Karena, semakin awal gagal ginjal dideteksi maka semakin ringan pengobatannya.
Pada akhirnya aplikasi ini juga bisa membantu mencegah atau menekan jumlah pasien gagal ginjal yang berakhir perawatan intensif.
Selain itu, setidaknya aplikasi ini nantinya bisa membantu memprediksi berapa lama pasien perlu tinggal di rumah sakit. Sehingga operasi dan prosedur pengobatan yang dilakukan bisa lebih efisien.
"Ini adalah contoh kuat tentang bagaimana AI tampaknya memiliki ptensi untuk meningkatkan pelayanan kesehatan," tuturnya.
Berita Terkait
-
4 Rekomendasi HP Tahan Air Paling Murah 2025, Keamanan Maksimal dengan Sertifikat IP68
-
Inovasi Terapi Kanker Kian Maju, Deteksi Dini dan Pengobatan Personal Jadi Kunci
-
Google Menyiapkan Disco, Peramban Eksperimental Berbasis AI untuk Ciptakan Aplikasi Web Instan
-
Perkuat Newsroom di Era Digital, Local Media Community, Suara.com dan Google Gelar TOT AI Jurnalis
-
Di Balik Krisis Penyakit Kronis: Mengapa Deteksi Dini Melalui Inovasi Diagnostik Jadi Benteng Utama?
Terpopuler
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
-
Statistik Suram Elkan Baggott Sepanjang 2025, Cuma Main 360 Menit
Terkini
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?
-
5 Kesalahan Umum Saat Memilih Lagu untuk Anak (dan Cara Benarnya)
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia
-
Keberlanjutan Makin Krusial dalam Layanan Kesehatan Modern, Mengapa?
-
Indonesia Kini Punya Pusat Bedah Robotik Pertama, Tawarkan Bedah Presisi dan Pemulihan Cepat