Suara.com - Thailand Legalkan Ganja Medis Sebagai Obat, Indonesia Kapan?
Thailand dalam waktu dekat akan mendistribusikan ganja medis sebagai obat secara legal untuk pertama kalinya.
Laman CNN menulis sekitar 10 ribu botol ganja medis siap didistribusikan, dan bisa diresepkan oleh dokter untuk pasien penyakit alzheimer, parkinson, hingga perawatan paliatif.
Muncul pertanyaan, akankah penggunaan ganja medis sebagai obat bisa dilakukan secara legal di Indonesia?
Menjawab pertanyaan ini, Prof. Dr. dr. Akmal Taher, Sp.U, Staf Khusus Menteri Kesehatan Bidang Peningkatan Pelayanan Kesehatan, menyebut klaim manfaat ganja medis untuk kesehatan masih kontroversi, terutama di Indonesia.
Dijelaskan Akmal, ada dua hal yang harus diperhatikan saat melakukan penelitian untuk obat baru. Pertama adalah efikasi alias khasiat dan keampuhan obat, dan kedua adalah efek samping.
"Pertama dilihat dulu efek sampingnya. Kalau efek sampingnya bagus (rendah atau tanpa efek samping), baru kita bicara khasiatnya," ujar Akmal, ditemui usai pembukaan Asian Congress of Nutrition 2019 di Nusa Dua, Bali, Minggu (4/8/2019).
Ia menyebut hingga saat ini, belum ada penelitian ilmiah soal ganja medis di Indonesia. Penelitian yang dilakukan di luar negeri menurutnya tidak bisa dijadikan tolak ukur standar pelayanan kesehatan di Indonesia.
"Kemenkes nggak bisa hanya dengan lihat data dari luar bagus, lalu kita pakai di sini, nggak bisa. Kecuali emergensi, nggak ada obat lain, dan (ganja medis) hanya satu-satunya," terang Akmal.
Baca Juga: Agustus Trending di Twitter, Ternyata Dikenal sebagai Bulan Ganja
Apalagi, penggunaan ganja masih menjadi salah satu masalah penyalahgunaan narkotika yang perlu diatasi dan mendapatkan perhatian.
"Tapi kalau masih ada alternatif obat lain, dan kita belum bisa membatasi cara penggunaan, efek samping, dan sebagainya, tidak bisa kita pakai (ganja medis) sebagai standar (pengobatan penyakit)," tutupnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
Terkini
-
Gigi Goyang Saat Dewasa? Waspada! Ini Bukan Sekadar Tanda Biasa, Tapi Peringatan Serius dari Tubuh
-
Bali Menguat sebagai Pusat Wellness Asia, Standar Global Kesehatan Kian Jadi Kebutuhan
-
Susu Creamy Ala Hokkaido Tanpa Drama Perut: Solusi Nikmat buat yang Intoleransi Laktosa
-
Tak Melambat di Usia Lanjut, Rahasia The Siu Siu yang Tetap Aktif dan Bergerak
-
Rahasia Sendi Kuat di Usia Muda: Ini Nutrisi Wajib yang Perlu Dikonsumsi Sekarang
-
Ketika Anak Muda Jadi Garda Depan Pencegahan Penyakit Tak Menular
-
GTM pada Anak Tak Boleh Dianggap Sepele, Ini Langkah Orang Tua untuk Membantu Nafsu Makan
-
Waspada! Pria Alami Sperma Kosong hingga Sulit Punya Buat Hati, Dokter Ungkap Sebabnya
-
Standar Global Layanan Kesehatan Kian Ditentukan oleh Infrastruktur Rumah Sakit
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek