Suara.com - Kanker prostat masih menjadi momok bagi lelaki, karena diketahui setiap lelaki berpotensi untuk mengalami kanker prostat.
Staf Medik Departemen Urologi RSCM-FKUI, dr. Agus Rizal Ardy Hariandy Hamid, Sp. U(K), Ph.D., mengatakan cara terbaik agar terhindar dari kanker prostat adalah dengan deteksi dini. Meskipun mengerikan, namun kanker prostat ini masih bisa disembuhkan.
"Beberapa keluhan seperti nyeri kandung kemih atau ngilu kerap terjadi. Pada lelaki dengan usia di atas 45 tahun sebaiknya melakukan pemeriksaan dini, apalagi jika memiliki keluarga dengan riwayat (kanker) prostat. Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk melakukan deteksi dini adalah colok dubur, pemeriksaan darah (PSA), dan biopsi prostat,” ungkap dokter Agus Rizal saat ditemui Suara.com, Senin (5/8/2019).
Dijelaskan lebih lanjut oleh dokter Agus Rizal, kesembuhan kanker prostat bergantung dengan tingkat stadium yang dialami pengidapnya. Ukuran prostat yang masih kecil tidak akan mengalami gangguan atau keluhan.
"Namun, ketika prostat sudah mulai membesar, maka akan terjadi beberapa keluhan. Itulah mengapa deteksi dini bisa menjadi salah satu cara terbaik yang bisa diambil untuk mengurangi risiko terkena kanker prostat," sambungnya.
Kendati demikian, masih banyak masyarakat yang mencoba menghindari untuk melakukan biopsi sebab dianggap bisa memicu kanker menyebar ke bagian tubuh lainnya. Tapi sebetulnya tidak begitu.
“Ketakutan masyarakat melakukan biopsi karena bisa menyebabkan sel kanker menyebar ke seluruh bagian tubuh lain adalah tidak benar. Biopsi adalah prosedur pengambilan sel yang diduga mengalami kanker untuk diteliti dan diperiksa oleh para peneliti yang kompeten,” terangnya lagi.
Sebagai penutup ia menyampaikan, kanker prostat hanya dialami oleh pria dan menempati urutan kedua di dunia sebagai penyakit yang paling sering dialami. Kanker prostat bisa timbul jika stadium sudah lanjut.
"Stadium 1-2 bisa dilakukan radiasi dengan peluang sembuh hingga 100 persen. Level bahaya kanker prostat justru lebih mengerikan jika dialami oleh penderita usia muda. Ketika usia sudah lebih tua atau lanjut, sebetulnya dianggap tidak begitu mengerikan," tandasnya.
Baca Juga: Merokok Bikin Risiko Kanker Prostat Meningkat, Bahkan Jadi Lebih Agresif
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
Roy Suryo Ikut 'Diseret' ke Skandal Pemalsuan Dokumen Pemain Naturalisasi Malaysia
-
Harga Emas Hari Ini: Antam Naik Lagi Jadi Rp 2.338.000, UBS di Pegadaian Cetak Rekor!
-
Puluhan Siswa SD di Agam Diduga Keracunan MBG, Sekda: Dapurnya Sama!
-
Bernardo Tavares Cabut! Krisis Finansial PSM Makassar Tak Kunjung Selesai
-
Ada Adrian Wibowo! Ini Daftar Pemain Timnas Indonesia U-23 Menuju TC SEA Games 2025
Terkini
-
Miris! Ahli Kanker Cerita Dokter Layani 70 Pasien BPJS per Hari, Konsultasi Jadi Sebentar
-
Silent Killer Mengintai: 1 dari 3 Orang Indonesia Terancam Kolesterol Tinggi!
-
Jantung Sehat, Hidup Lebih Panjang: Edukasi yang Tak Boleh Ditunda
-
Siloam Hospital Peringati Hari Jantung Sedunia, Soroti Risiko AF dan Stroke di Indonesia
-
Skrining Kanker Payudara Kini Lebih Nyaman: Pemeriksaan 5 Detik untuk Hidup Lebih Lama
-
CEK FAKTA: Ilmuwan China Ciptakan Lem, Bisa Sambung Tulang dalam 3 Menit
-
Risiko Serangan Jantung Tak Pandang Usia, Pentingnya Layanan Terpadu untuk Selamatkan Nyawa
-
Bijak Garam: Cara Sederhana Cegah Hipertensi dan Penyakit Degeneratif
-
HD Theranova: Terobosan Cuci Darah yang Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal
-
Stres Hilang, Jantung Sehat, Komunitas Solid: Ini Kekuatan Fun Run yang Wajib Kamu Coba!