Suara.com - Baru-baru ini seorang gadis 16 tahun asal Pati membagikan kisah hidupnya yang menderita sindrom marfan melalui Twitter. Sindrom langka itu membuatnya sering mendapat bullying karena kondisinya berbeda.
Ine mulai didiagnosis sindrom marfan ketika masih berusia 9 bulan. Sebelumnya, ibunya sudah melihat kondisi fisiknya berbeda.
"Aku divonis marfan syndrom dari umur 9 bulan. Sebelum aku diketahui kalau aku mempunyai penyakit sindrom marfan, mamaku sempet curiga karena ciri-ciri tubuhku ada yang tidak normal," tulis Ine di Twitter.
Oleh karena itu, Ine pun harus menjalani operasi mata sebanyak 2 kali di usia 4 dan 5 tahun. Sebab, penyakit langkanya telah memengaruhi mata, tulang, hingga jantungnya.
Seiring berjalannya waktu, sindrom langka ini pun memengaruhi penglihatan Ine. Salah satu matanya mengalami kebutaan permanen.
Melansir dari Medical News Today, sindrom marfan adalah kondisi genetik yang memengaruhi jaringan ikat. Penyakit langka ini bisa berdampak pada beberapa bagian tubuh, termasuk jantung, pembuluh darah, paru-paru, kulit, tulang, sendi, dan mata.
Efek samping dari sindrom marfan ini pun bisa dari yang paling ringan hingga mengancam jiwa. Komplikasi yang paling serius termasuk kerusakan pada katup jantung, aorta atau keduanya.
Sindrom marfan sebagai penyakit langka tentu belum ada obat untuk mengatasinya. Namun, sejumlah terapi bisa membantu meningkatkan kualitas hidup penderitanya.
Adapun fakta-fakta tentang sindrom marfan yang harus Anda ketahui sejak dini, antara lain:
Baca Juga: Derita Sindrom Marfan, Gadis Pati Ini Buta Sebelah dan Jadi Korban Bullying
1. Sindrom marfan adalah kondisi genetik yang bisa menyebabkan masalah jantung, mata, dan tulang.
2. Gejala sindrom marfan biasanya seperti lengan dan jari yang sangat panjang, badan terlalu tinggi, air mata di aorta hingga usia dewasa.
3. Penyakit langka ini disebabkan oleh keterbatasan gen yang memperkuat jaringan ikat.
4. Tidak ada obat untuk mengatasi sindrom marfan tetapi gejalanya bisa dikurangi agar tidak terlalu parah.
5. Penderita sindrom marfan masih memiliki harapan hidup jika mendapat tindakan pencegahan yang tepat dan cepat.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Kredit Nganggur Tembus Rp2,509 Triliun, Ini Penyebabnya
-
Uang Beredar Tembus Rp9891,6 Triliun per November 2025, Ini Faktornya
-
Pertamina Patra Niaga Siapkan Operasional Jelang Merger dengan PIS dan KPI
-
Mengenang Sosok Ustaz Jazir ASP: Inspirasi di Balik Kejayaan Masjid Jogokariyan
-
Gagal di Sea Games 2025, Legenda Timnas Agung Setyabudi Sebut Era Indra Sjafri Telah Berakhir
Terkini
-
Waspada! Pria Alami Sperma Kosong hingga Sulit Punya Buat Hati, Dokter Ungkap Sebabnya
-
Standar Global Layanan Kesehatan Kian Ditentukan oleh Infrastruktur Rumah Sakit
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya