Suara.com - Ponsel seakan sudah menjadi kebutuhan pokok. Sebenarnya, ini tidak masalah, tetapi akan menjadi berbeda ketika sudah mulai kecanduan.
Kecanduan pun tidak memandang usia, mulai dari orang dewasa hingga anak-anak yang gemar bermain video game atau menonton video di YouTube.
Menurut psikolog Dr Chen Zhicheng, pendiri Pusat Pengembangan Psikologis D' Dawn mengatakan, anak-anak yang kecanduang ponsel sebenarnya dapat menyebabkan banyak masalah gangguan mental.
Sebab, menurutnya, ketika mereka dapat mengakses pada apa pun yang tersedia di internet, mereka dapat terpapar cyber bullying, materi pornografi, kekerasan, bahkan hingga obrolan secara online yang semuanya dapat memengaruhi dan meracuni pikiran anak-anak.
Ditambah, waktu untuk berkomunikasi secara langsung berkurang, dalam jangka waktu panjang ini dapat memengaruhi fungsi otak mereka.
Berdasarkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sebenarnya anak di bawah usia satu tahun belum diperbolehkan menggunakan ponsel.
Sedangkan untuk usia satu hingga empat tahun dapat menggunakannya, tetapi dibatasi hingga satu jam sehari.
Menurut Dr Chen, ini adalah suatu tantangan bagi orang tua untuk menjaga anak-anaknya terhindar dari paparan ponsel.
“Jika orang tua menghabiskan waktu dengan anak-anak mereka, mereka tidak akan menginginkan ponsel terlalu banyak karena mereka sudah puas. Tetapi berapa banyak orang tua yang mau mengorbankan waktu untuk melakukan itu? Ini tantangan bagi orang tua," katanya melansir World of Buzz.
Baca Juga: Psikolog Menduga Pablo Benua Alami Delusi, Kenali Gangguan Mental Ini!
Dr Chen menambahkan bahwa salah satu masalah terbesar yang dihadapi orang tua hari ini adalah mereka tidak tahu bagaimana berkomunikasi dengan anak-anak mereka.
Sebagai gantinya, mereka menggunakan ponsel mereka yang menghalangi interaksi antara mereka dan anak-anak mereka.
Berita Terkait
-
Anak Purbaya Betul? Toba Pulp Lestari Tutup Operasional Total, Dituding Dalang Bencana Sumatera
-
4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
-
Muda, Berbudaya, dan Adaptif: Tukar Akar Hadirkan Sastra yang Lebih Inklusif
-
Dibilang Bakal Rujuk dengan Inara Rusli, Virgoun Ngegas: Enteng Banget Rahang Lu Nyebut!
-
Mudah Marah ke Orang Tua tapi Ramah ke Orang Lain? Begini Kata Psikolog
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat
-
Di Balik Prestasi Atlet, Ada Peran Layanan Kesehatan yang Makin Krusial