Suara.com - Kehidupan nyata Pablo Benua setelah menjadi tersangka kasus ikan asin juga turut menjadi perhatian publik. Apalagi ditambah kemunculan istri sah pertamanya, Nia Aprilia yang menceritakan kehidupan Pablo Benua sesungguhnya.
Selain cerita tentang keretakan rumah tangga mereka, Nia Aprilia juga membongkar beberapa kebohongan Pablo Benua di media sosial.
Nia mengatakan Pablo Benua bukan seorang advokat yang selama ini selalu diakui sebagai pekerjaannya. Ia membenarkan bahwa Pablo Benua memang pernah kuliah, tetapi bukan jurusan hukum.
"Kalau advokat setahu saya enggak, kalau kuliahnya setahu saya dia pernah kuliah di Jakarta. Tapi, kuliahnya bukan jurusan hukum, apa ya? lupa aku," kata Nia Aprilia dalam acara Pagi Pagi Pasti Happy Trans TV (19/07).
Nia juga sempat diperlihatkan beberapa unggahan lawas Pablo Benua yang memamerkan handphone mahal dan jam tangan mewah di Instagram.
Ia mengklarifikasi bahwa ponsel tersebut hanya pemberian orang dalam kondisi mati dan ia tak pernah melihat jam tangan yang dipamerkan Pablo Benua.
Joice Manurung, pakar psikolog yang mendengar pernyataan Nia Aprilia pun menduga bahwa Pablo Benua mengalami delusi saat berusaha memamerkan kemewahan itu di media sosial.
Jadi, Pablo Benua seolah menunjukkan sebuah fakta, tetapi kebenarannya tidak ada. Sehingga psikolog menyebut perilakunya sebagai bentuk delusi.
"Mungkin perlu juga diketahui ya ada unsur delusi lho ya di sini. Jadi delusi itu adalah sebuah keyakinan akan fakta-fakta yang nggak faktual. Jadi, bisa jadi itu dimunculkan tapi faktanya tidak ada," jelas Joice Manurung menyahut ucapan Nia Aprilia.
Baca Juga: Ini Dampak Baik Secara Psikologis Bermain Aplikasi 'Wajah Tua' FaceApp
Melansir dari Clevel and Clinic, delusi adalah gangguan mental serius yang disebut psikosis, yakni seseorang tidak dapat mengatakan apa yang sesungguhnya.
Penderita tidak dapat membedakan antara fakta dan imajinasi dalam pikirannya. Tetapi, gangguan mental delusi ini berbeda dengan halusinasi.
Dalam beberapa kasus, orang dengan gangguan delusi terlalu sibuk dengan delusi mereka sehingga hidup mereka terganggu. Gangguan mental ini juga gejala umum dari skizofrenia.
Adapun 3 faktor yang menyebabkan seseorang mengalami gangguan mental delusi, yakni genetik, biologis dan lingkungan.
1. Genetik
Fakta bahwa gangguan delusi ini lebih sering terjadi pada orang yang memiliki anggota keluarga dengan gangguan delusi atau skizofrenia.
Berita Terkait
-
Mudah Marah ke Orang Tua tapi Ramah ke Orang Lain? Begini Kata Psikolog
-
Psikolog Angkat Bicara Soal Gen Z yang Suka Nunda Nikah karena Finansial
-
Jangan Dipendam Sendiri! Pemprov DKI Sediakan Psikolog Gratis 24 Jam untuk Warga Jakarta
-
Peran Sentral Psikolog Klinis di Tengah Meningkatnya Tantangan Kesehatan Mental di Indonesia
-
Psikolog Lita Gading Sentil Nikita Mirzani Live Jualan dari Rutan: Apa Bedanya dengan di Luar?
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat
-
Di Balik Prestasi Atlet, Ada Peran Layanan Kesehatan yang Makin Krusial