Suara.com - Tidak sedikit orang yang lebih baik melewatkan makan daripada harus menambah berat badan mereka.
Padahal, melewatkan makan sembarangan masih dapat memengaruhi berat badan dengan cara lain.
"Anda tidak akan mendapatkan asupan sehat yang seimbang, justru kemungkinan Anda akan makan sesuatu yang tidak bagus untuk Anda, dalam porsi yang besar," ujar asisten profesor di departemen nutrisi di Simmons College, Rachele Pojednic, Ph.D.
Melansir Medical Daily, ketika tidak ada asupan makanan, tubuh akan melalui proses metabolisme spesifik yang membantu kita menghemat energi. Pada dasarnya tubuh mencari nutrisi dari sumber lain di dalam tubuh.
Setelah kita makan, tubuh akan mencerna makanan dan memecah glikogen atau molekul yang dijadikan sumber energi utama dan terserap ke aliran darah.
Glukosa juga akan masuk ke hati dan otot. Sedangkan asam lemak akan disimpan untuk digunakan nantinya.
Penyimpanan glukosa Anda dapat bertahan hingga 24 atau 48 jam, meskipun sebagian besar akan habis setelah enam jam.
Kemudian, Anda tidak hanya akan masuk ke mode 'kelaparan dan marah', tetapi juga kondisi ketosis. Ini terjadi ketika tubuh menggunakan asam lemak sebagai sumber energi.
Sayangnya, otak tidak dapat didorong oleh asam lemak sebagai satu-satunya sumber energi. Sehingga otak akan terus menggunakan sisa simpanan glukosa di dalam tubuh.
Baca Juga: Kerap Dianiaya Anak Bungsu, Djiati: Saya Maklumi karena Dia Lapar
Setiap harinya, otak membutuhkan 120 gram glukosa. Jadi, ketika glukosa habis, tubuh harus memikirkan rencana cadangan untuk otak.
Pada hari ketiga, otak Anda akan beralih ke energi dari mode keton, dan hanya akan mendapatkan sekitar 30% energinya. Di hari keempat, otak akan mendapatkan hampir 70% energinya dengan sumber mode keton.
Berita Terkait
-
Perusahaan RI Pamer Teknologi Canggih di Pameran Baterai, Bukti Indonesia Siap Bersaing Global
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
kumparan Green Initiative Conference 2025: Visi Ekonomi Hijau, Target Kemandirian Energi Indonesia
-
Isu Deforestasi! Kemenhut Tegaskan HTI untuk Energi Terbarukan Akan Dikelola dengan Aturan Ketat
-
Tak Hanya Sumber Listrik Hijau, Energi Panas Bumi Juga Bisa untuk Ketahanan Pangan
Terpopuler
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Siapa Zamroni Aziz? Kepala Kanwil Kemenag NTB, Viral Lempar Gagang Mikrofon Saat Lantik Pejabat!
- Prompt Gemini AI untuk Edit Foto Masa Kecil Bareng Pacar, Hasil Realistis dan Lucu
- Bali United: 1 Kemenangan, 2 Kekalahan, Johnny Jansen Dipecat?
- 10 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 September 2025, Kesempatan Klaim Pemain OVR 110-111
Pilihan
-
Stanley Matthews: Peraih Ballon dOr Pertama yang Bermain hingga Usia 50 Tahun
-
Jordi Amat Tak Sabar Bela Timnas Indonesia Hadapi Arab Saudi
-
Hasil BRI Super League: Persib Menang Comeback Atas Arema FC
-
Malaysia Turunin Harga Bensin, Netizen Indonesia Auto Julid: Di Sini yang Turun Hujan Doang!
-
Drama Bilqis dan Enji: Ayu Ting Ting Ungkap Kebenaran yang Selama Ini Disembunyikan
Terkini
-
Terapi Imunologi Sel: Inovasi Perawatan Kesehatan untuk Berbagai Penyakit Kronis
-
72% Sikat Gigi Dua Kali Sehari, Kok Gigi Orang Indonesia Masih Bermasalah? Ini Kata Dokter!
-
Padel Court Pertama Hadir di Dalam Mal, Bawa Olahraga Jadi Makin Fun!
-
Nyaris Setengah Anak Indonesia Kekurangan Air Minum: Dampaknya ke Fokus dan Belajar
-
Event Lari Paling Seru! 8.500 Pelari Pulang Happy dengan Goodie Bag Eksklusif
-
Manfaat Donor Darah Kurang Maksimal Tanpa Peralatan Pendukung Terbaik
-
Awas, Penyakit Jantung Koroner Kini Mulai Serang Usia 19 Tahun!
-
Anak Rentan DBD Sepanjang Tahun! Ini Jurus Ampuh Melindungi Keluarga
-
Main di Luar Lebih Asyik, Taman Bermain Baru Jadi Tempat Favorit Anak dan Keluarga
-
Dari Donor Kadaver hingga Teknologi Robotik, Masa Depan Transplantasi Ginjal di Indonesia