Suara.com - Selama ini banyak orang berkumur air garam hangat ketika sakit gigi atau mengalami masalah kesehatan mulut lainnya. Sebagian besar mempercayai bahwa air garam hangat sangat ampuh meredakan rasa sakit atau nyeri di mulut.
Namun, apakah air garam hangat itu benar-benar efektif dalam meredakan dan menyembuhkan sakit gigi?
Dalam dunia kimia organik, melansir dari Best Toothache Care, bakteri berkembang dari lingkungan yang sedikit asam ke area yang sangat asam.
Air garam hangat yang asin bisa meningkatkan pH mulut ke tingkat yang lebih tinggi. Air garam juga secara efektif dapat membuatnya lebih basa. Dengan begitu, tercipta lingkungan yang membuat bakteri tidak dapat bertahan hidup lebih lama.
Fungsi air garam untuk kesehatan mulut sama halnya dengan pembersih alami. Senyawa alami dalam air garam sangat efisien dalam membunuh bakteri yang berkeliaran di dalam mulut maupun membantu menghilangkan sisa makanan di gusi hingga sela gigi.
Selain itu, air garam hangat juga membantu mengurangi peradangan gusi di sekitar gigi dan menyembuhkan luka di mulut. Oleh karena itu, kumur air garam hangat dipercaya ampuh mengobati berbagai masalah kesehatan mulut.
Bahkan, air garam hangat telah digunakan oleh berbagai budaya dari generasi ke generasi untuk membersihkan luka dan membilas mulut.
Secara historis, dilansir dari Hellosehat, cara membersihkan mulut dengan kumur air garam ini sama halnya dengan pengobatan tradisional Ayuverda India. Selain itu, banyak orang telah menggunakan air garam hangat untuk menyikat gigi dan membersihkan mulutnya sejak lama, terutama di China.
Jika diukur dari tingkat efektifnya, sampai sekarang pun dokter gigi masih merekomendasikan kumur air garam ketika sakit gigi. Hal itu karena air ini juga meringankan rasa sakit dan bengkak setelah pencabutan gigi.
Baca Juga: Ayo Rajin Sikat Gigi, Kesehatan Mulut Buruk Tingkatkan Risiko Kanker Hati!
Sebuah studi yang dilakukan tahun 2010 menunjukkan bahwa air garam adalah cara yang efektif untuk membunuh bakteri mulut. Larutan garam jenuh membunuh bakteri dengan mengubah lingkungan mulut menjadi tidak kondusif untuk pertumbuhan bakteri.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Mobil Keluarga Tahan Banting Anti Mogok, Mulai Rp 60 Jutaan
- Makan Bergizi Gratis Berujung Petaka? Ratusan Siswa SMAN 1 Yogyakarta Keracunan Ayam Basi
- 23 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 17 Oktober: Klaim 16 Ribu Gems dan Pemain 110-113
- Jepang Berencana Keluar dari AFC, Timnas Indonesia Bakal Ikuti Jejaknya?
- Muncul Dugaan Kasus Trans7 vs Ponpes Lirboyo untuk Tutupi 4 Kasus Besar Ini
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Curigai Permainan Bunga Usai Tahu Duit Pemerintah Ratusan Triliun Ada di Bank
-
Pemerintah Buka Program Magang Nasional, Siapkan 100 Ribu Lowongan di Perusahaan Swasta Hingga BUMN
-
6 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori Besar untuk Orang Tua, Simpel dan Aman
-
Alhamdulillah! Peserta Magang Nasional Digaji UMP Plus Jaminan Sosial dari Prabowo
-
Kabar Gembira! Pemerintah Guyur BLT Ekstra Rp30 T, 17 Juta Keluarga Baru Kebagian Rezeki Akhir Tahun
Terkini
-
Masa Depan Layanan Kesehatan Ada di Genggaman Anda: Bagaimana Digitalisasi Memudahkan Pasien?
-
Manfaat Jeda Sejenak, Ketenangan yang Menyelamatkan di Tengah Hiruk Pikuk Kota
-
WHO Apresiasi Kemajuan Indonesia dalam Pengembangan Obat Herbal Modern
-
Stop Diet Ekstrem! 3 Langkah Sederhana Perbaiki Pencernaan, Badan Jadi Lebih Sehat
-
Prodia Skrining 23.000 Lansia di Indonesia, Dukung Deteksi Dini dan Pencegahan Demensia
-
Perjalanan Spiritual dan Mental, Gilang Juragan 99 Tuntaskan Chicago Marathon
-
Turun Berat Badan Tanpa Drama, Klinik Obesitas Digital Ini Siap Dampingi Perjalanan Dietmu
-
Tips Jaga Kesehatan Kulit di Tengah Tumpukan Pekerjaan Akhir Tahun
-
RS Swasta Gelar Pameran Kesehatan Nasional, Ajak Publik Hidup Lebih Sehat dan Peduli Diri
-
Lawan Kanker: Tenaga Biomedis RI Digenjot Kuasai Teknologi Pencitraan Medis!