Suara.com - 4 Dampak pada Anak Jika Orang Tua Sering Membandingkannya.
Tiap anak adalah unik dan spesial. Namun tidak sedikit yang mengekspresikan dirinya dengan kenalakan-kenakalan dan perbuatan yang sudah berulang-ulang kali dilarang namun tetap dilakukan yang membuat orang tua marah.
Anda sebagai orang tua tentu perlu menasehatinya. Namun, tidak sedikit orang tua kelepasan di sela-sela kata nasihat mengungkapkan kalimat yang membandingkan anak dengan anak lain.
Manusia memang tidak pernah lepas untuk membandingkan sesuatu dengan yang lain. Ini sejatinya merupakan cara berpikir yang rasional untuk bisa mengetahui dan membedakan mana yang baik dan buruk. Suka atau tidak suka, semua ini terjadi di bawah alam bawah sadar Anda.
Padahal, membandingkan anak dengan anak lain khususnya yang ia kenal, bukannya semakin memotivasinya untuk berubah malah menyakitinya. Yuk, simak apa efeknya pada anak di ulasan berikut dilansir Hello Sehat.
1. Anak meragukan dirinya sendiri
Hanya dengan terus membandingkan tanpa benar-benar memberikan kesempatan untuk mereka memperbaiki diri lambat laun akan membuat anak cenderung meragukan dirinya sendiri. Terutama begitu tahu ada orang lain yang lebih unggul dari dirinya.
Anda bisa membantu anak berubah menjadi orang yang lebih baik tanpa harus membanding-bandingkan dirinya. Caranya cukup dengan memberi tahu apa yang seharusnya ia lakukan dan terus membimbingnya supaya dapat berubah.
Jangan hanya berhenti di “Tuh liat kakak kamu jago matematika!”, tapi lanjutkan dengan “Memang kamu sedang kesulitan di topik apa? Mungkin ibu atau bapak bisa bantu, atau minta si kakak untuk ajarin kamu supaya lebih ngerti?”
Baca Juga: Agar Penggunaan Gadget Anak Bermanfaat, Orang Tua Diminta Inovasi
2. Anak merasa cemburu
Siapa bilang cemburu hanya terjadi pasangan saja? Anak-anak juga bisa merasakannya. Saat Anda terus membandingkan dirinya dengan anak lain yang lebih baik, anak tentu jadi merasa cemburu karena ada orang yang jelas-jelas “difavoritkan” oleh orangtuanya sendiri.
Kecemburuan yang terpupuk sejak kecil tidak baik untuk kesehatan jiwa anak karena dapat menimbulkan kebencian, permusuhan, atau kekecewaan mendalam baik pada diri sendiri maupun orangtua dan teman-temannya.
3. Anak jadi berpikiran negatif
Awalnya anak mungkin terpacu untuk menjadi lebih baik. Namun jika Anda tidak pernah mengapreasiasi usahanya dengan terus membandingkan anak dengan yang lain, ia jadi tidak pernah merasa bangga dan puas dengan apa yang dilakukannya. Ia akan dirundung dengan pikiran negatif bahwa ia tidak akan pernah sukses karena terus cemas dan takut gagal. Akibatnya, ia jadi tidak percaya pada kemampuan dirinya sendiri dan semakin terpuruk.
4. Hubungan orangtua dengan anak jadi renggang
Terus mengatakan bahwa selalu ada orang lain yang lebih baik daripada anak lama-lama bisa menimbulkan kesalahpahaman. Anak mungkin merasa dihina, disudutkan, tidak diperhatikan, dan tidak pernah didukung oleh orangtuanya sendiri untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Ia mungkin juga menganggap bahwa Anda tidak menyayanginya.
Emosi anak yang tidak stabil bisa meluap karena ini sehingga akhirnya Anda akan langgangan beradu mulut dengan anak. Suasana kekeluargaan yang harusnya hangat justru memanas dan bisa merenggangkan hubungan anak dan Anda.
Jadi pikir-pikir dulu sebelum mengungkap sesuatu pada anak saat marah atau menasihatinya. Jangan sampai Anda keceplosan dengan membandingkannya dengan anak yang lain.
Berita Terkait
Terpopuler
- KPK: Perusahaan Biro Travel Jual 20.000 Kuota Haji Tambahan, Duit Mengalir Sampai...
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
Pilihan
-
Media Lokal: AS Trencin Dapat Berlian, Marselino Ferdinan Bikin Eksposur Liga Slovakia Meledak
-
Rieke Diah Pitaloka Bela Uya Kuya dan Eko Patrio: 'Konyol Sih, tapi Mereka Tulus!'
-
Dari Anak Ajaib Jadi Pesakitan: Ironi Perjalanan Karier Nadiem Makarim Sebelum Terjerat Korupsi
-
Nonaktif Hanya Akal-akalan, Tokoh Pergerakan Solo Desak Ahmad Sahroni hingga Eko Patrio Dipecat
-
Paspor Sehari Jadi: Jurus Sat-set untuk yang Kepepet, tapi Siap-siap Dompet Kaget!
Terkini
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!
-
HPV Masih Jadi Ancaman, Kini Ada Vaksin Generasi Baru dengan Perlindungan Lebih Luas
-
Resistensi Antimikroba Ancam Pasien, Penggunaan Antibiotik Harus Lebih Cerdas
-
Ini Alasan Kenapa Donor Darah Tetap Relevan di Era Modern
-
Dari Kegelapan Menuju Cahaya: Bagaimana Operasi Katarak Gratis Mengubah Hidup Pasien
-
Jangan Sepelekan, Mulut Terbuka Saat Tidur pada Anak Bisa Jadi Tanda Masalah Kesehatan Serius!
-
Obat Sakit Gigi Pakai Getah Daun Jarak, Mitos atau Fakta?
-
Pilih Buah Lokal: Cara Asik Tanamkan Kebiasaan Makan Sehat untuk Anak Sejak Dini
-
Sinshe Modern: Rahasia Sehat Alami dengan Sentuhan Teknologi, Dari Stroke Hingga Program Hamil!