Suara.com - Agar Penggunaan Gadget Anak Bermanfaat, Orang Tua Diminta Inovasi
Penggunaan gadget pada anak seharusnya tidak perlu membuat orang tua khawatir. Menurut pakar, penggunaan gadget juga miliki segudang manfaat, termasuk untuk berinovasi.
Pengamat dan Praktisi Pendidikan dan Sains Indra Charismiadji menyarankan para orang tua alih-alih melarang anaknya bermain gadget, ada baiknya ubah rasa penasaran mereka menjadi lebih produktif dengan cara mengarahkan gadget sebagai alat kerja.
"Mereka itu dibangkitkan rasa ingin tahunya kasih tantangan, mereka sekarang main game dengan berikan tantangan, bisa nggak bikin game dengan kayak yang dimainkan sekarang," ujar Indra dalam acara diskusi di Gondangdia, Jakarta Pusat, baru-baru ini.
Dari sana saat anak merasa tertantang biasanya mereka akan langsung antusias dan coba-coba berbagai aplikasi membuat game, menggambar, video atau fotografi. Saat mereka kecanduan tapi asik dan produktif secara tidak langsung orang tua berhasil mengarahkan, tidak lagi menjadikan game sebagai alat main, tapi alat bekerja.
"Karena kita tidak disiapkan gunakan itu (gadget) sebagai alat kerja bukan hiburan. Sekarang yang harusnya alat kerja ini dipakai sebagai alat hiburan karena nggak ada yang ngajarin juga," papar Indra.
Indra mengatakan jika nantinya sudah berhasil jadikan gadget sebagai alat kerja, dengan sendirinya dia akan bosan dan saat ingin bermain tidak lagi menggunakan gadget. Tapi dengan catatan penting, orang tua tidak boleh memaksa, karena jika sudah terpaksa kreativitas akan terbatas.
"Sebetulnya tinggal menggesar dari yang pengguna jadi pencipta, kuncinya di orang tua. Orang tua itu punya ilusi mampu kontrol orang lain, saat anak dipagerin, tidak ada yang bisa menjamin anak tidak akan melompati pager tersebut," jelas Indra.
Jika dilarang menggunakan gadget, anak justru makin penasaran dan bukan tidak mungkin diam-diam menggunakan gadget tanpa sepengetahuan orang tua.
Baca Juga: Soal Anak dan Gadget, Mario Irwinsyah: Temui Psikiater dan Ustaz
"Ketika dilarang akan akan mencari jalan lain melompati pagar. Penting itu dorong anak jadi cerdas, bisa pilih yang baik atau tidak," tutupnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?
-
5 Kesalahan Umum Saat Memilih Lagu untuk Anak (dan Cara Benarnya)
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia