Suara.com - Ingin Anak Jenius, Belajarlah dari Pola Asuh Keluarga BJ Habibie
Presiden ketiga RI, Bacharuddin Jusuf Habibie meninggal dunia. Lelaki yang dikenal sebagai Bapak Teknologi Indonesia itu meninggal dalam usia 83 tahun karena penyakit yang ia derita.
Sebelum meninggal, lelaki kelahiran Parepare, Sulawesi Selatan ini sempat dirawat di RSPAD Gatot Soebroto. Informasi mengenai Habibie meninggal dunia disampaikan putra Habibie, Thareq Kemal.
Kepergiannya tentu meninggalkan duka mendalam bagi masyarakat dalam dan luar negeri. Habibie memang dikenal sebagai sosok jenius yang karya dan sumbangsihnya terhadap negeri akan terus terkenang.
Dikutip dari laman Sahabat Keluarga Kemendikbud, hal yang paling fenomenal adalah kejeniusannya dalam bidang teknologi penerbangan sehingga ia memperoleh gelar doktor di Jerman.
Salah satu penemuan yang sampai sekarang dipakai oleh semua pesawat di dunia adalah apa yang disebut 'Crack Progression Theory' atau faktor Habibie yang juga membuatnya disebut sebagai Mr. Crack.
Ternyata, Kejeniusan Habibie telah terbentuk sejak kecil. Selain karena keenceran otaknya, juga karena hasil didikan dan gemblengan ayahnya, Alwi Abdul Djalil Habibie. Nah berikut, fakta menarik mengenai pola asuh yang membuat Habibie tumbuh menjadi putra bangsa yang jenius.
1. Cerewet
Cara yang digunakan Alwi membuat Rudy, nama kecil BJ Habibie selalu ingin tahu segala sesuatu dan selalu ingin memecahkan masalah yang ditemuinya, serumit apapun.
Baca Juga: Pelayat Habibie Terus Berdatangan, Alunan Doa Menggema Tak Henti
Dalam buku biografinya BJ Habibie berjudul “Rudy: Kisah Masa Muda Sang Visioner” yang ditulis Oleh Gina S Noer dan diterbitkan tahun 2015, terungkap, bahwa saat berusia 2-3 tahun, Rudy adalah anak yang selalu ingin tahu segala sesuatu dan cerewet menanyakan segala sesuatu yang ditemui dan dilihat pada ayahnya.
Ayahnya tidak kesal dengan semua pertanyaan yang Rudy ajukan tersebut, tapi menjawabnya dengan serius. Ia tak menjawab dengan jawaban yang sederhana, tetapi menjawabnya dengan serius tapi dengan cara yang sesederhana mungkin sehingga anak kecilpun tahu.
2. Saat gagal, jangan menyerah
Salah satu contoh, suatu waktu saat berusia 3 tahun, Rudy menanyakan, apa yang dilakukan ayahnya dengan menggabungkan kedua pohon yang berbeda atau tak sejenis. Ayahnya memang menjabat landbouwconsulent atau setara dengan Kepala Dinas Pertanian di Pare Pare, Sulawesi Selatan.
"Papi sedang melakukan eksperimen, jadi kita bisa menemukan jawaban dari percobaan. Nah, ini namanya setek. Batang yang di bawah itu adalah mangga yang ada di tanah kita, tapi rasanya tidak seenak mangga dari Jawa. Jadi, batang Mangga dari jawa, papi gabungkan dengan batang yang di bawah ini," kata ayahnya.
Rudy kembali bertanya, “Mengapa Papi gabungkan?” Jawaban ayahnya, “Agar kamu dan teman-teman bisa makan mangga yang enak”. Lantas Rudy bertanya lagi, “Kalau gagal bagaimana?”. Jawaban ayahnya, “ Kita cari cara lain dan pohon Mangga lain agar bisa tumbuh di sini”.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- 6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
- 8 Mobil Kecil Bekas Terkenal Irit BBM dan Nyaman, Terbaik buat Harian
- 7 Rekomendasi Parfum Lokal Aroma Citrus yang Segar, Tahan Lama dan Anti Bau Keringat
- 5 Rekomendasi Moisturizer Korea untuk Mencerahkan Wajah, Bisa Bantu Atasi Flek Hitam
Pilihan
-
Bahlil soal Izin Tambang di Raja Ampat : Barang Ini Ada, Sebelum Saya Ada di Muka Bumi!
-
Berapa Gaji Zinedine Zidane Jika Latih Timnas Indonesia?
-
Breaking News! Bahrain Batalkan Uji Coba Hadapi Timnas Indonesia U-22
-
James Riady Tegaskan Tanah Jusuf Kalla Bukan Milik Lippo, Tapi..
-
6 Tablet Memori 128 GB Paling Murah, Pilihan Terbaik Pelajar dan Pekerja Multitasking
Terkini
-
Kesehatan Perempuan dan Bayi jadi Kunci Masa Depan yang Lebih Terjamin
-
8 Olahraga yang Efektif Menurunkan Berat Badan, Tubuh Jadi Lebih Bugar
-
Cara Efektif Mencegah Stunting dan Wasting Lewat Nutrisi yang Tepat untuk Si Kecil
-
Kisah Pasien Kanker Payudara Menyebar ke Tulang, Pilih Berobat Alternatif Dibanding Kemoterapi
-
Pengobatan Kanker dengan Teknologi Nuklir, Benarkah Lebih Aman dari Kemoterapi?
-
Data BPJS Ungkap Kasus DBD 4 Kali Lebih Tinggi dari Laporan Kemenkes, Ada Apa?
-
Camping Lebih dari Sekadar Liburan, Tapi Cara Ampuh Bentuk Karakter Anak
-
Satu-satunya dari Indonesia, Dokter Ini Kupas Potensi DNA Salmon Rejuran S di Forum Dunia
-
Penyakit Jantung Masih Pembunuh Utama, tapi Banyak Kasus Kini Bisa Ditangani Tanpa Operasi Besar
-
Nggak Sekadar Tinggi Badan, Ini Aspek Penting Tumbuh Kembang Anak