Suara.com - Cegah Stunting, Ini Sumber Protein Hewani yang Baik untuk Anak
Kurangnya asupan protein hewani disebut sebagai salah satu faktor penyebab stunting. Padahal, tidak sulit mendapatkan makanan sebagai sumber protein hewani yang baik.
Dr. Marudut Sitompul dari Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi) mengatakan sumber protein hewani tidak hanya daging. Menurutnya, susu dan telur juga bisa jadi alternatif makanan dengan kandungan protein hewani yang baik.
"Asupan protein paling baik dapat diperoleh dari sumber protein hewani yaitu telur dan susu karena memiliki nilai cerna dan bioavailabilitas paling tinggi dan asam amino esensial lebih lengkap untuk mendukung pertumbuhan linear anak-anak," ujarnya, dalam seminar Gizi untuk Bangsa yang diadakan oleh Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, baru-baru ini.
Dikatakan Marudut, asupan protein hewani pada anak-anak di Indonesia cenderung rendah. Padahal, Indonesia merupakan salah satu negara dengan prevalensi stunting tertinggi di dunia.
Kondisi stunting akan berdampak serius bagi kesehatan anak baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Dampak jangka pendek meliputi perkembangan tubuh anak yang terhambat, performa anak yang menurun di sekolah, peningkatan angka kesakitan, dan risiko kematian.
Sedangkan untuk dampak jangka panjang dari stunting yaitu obesitas, peningkatan risiko penyakit tidak menular, bentuk tubuh pendek saat dewasa, serta penurunan produktivitas, dan kualitas hidup anak di masa mendatang.
Di kesempatan yang sama, Dr Entos Zainal dari Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) menyebut, pengentasan stunting sudah masuk dalam RPJMN 2020-2024 pemerintah. Sebab kerugian yang timbul akibat stunting bukan hanya terjadi di sektor kesehatan, tapi juga ekonomi.
"Stunting mengakibatkan kerugian negara setara Rp 4 triliyun per tahun atau sebesar 3 persen dari PDB, sehingga percepatan penangangan stunting tetap menjadi salah agenda besar pemerintah ke depan. Untuk mencapai target capaian prevalensi stunting sebesar 19 persen di tahun 2024, tentunya bukan tugas yang mudah. Untuk itu dibutuhkan terobosan, inovasi dan kerjasama lintas sektor termasuk kerjasama dengan akademisi dan pihak swasta untuk segera menangani hal ini secara konkrit," tutupnya.
Baca Juga: Rokok Bikin Risiko Anak Stunting Meningkat, Ini Penjelasan Pakar
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
Pilihan
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
-
Tak Hanya Soal Ekonomi! Celios Ungkap Jejak Tiongkok di Indonesia Makin Meluas, Ini Buktinya
Terkini
-
Sering Diabaikan, Masalah Pembuluh Darah Otak Ternyata Bisa Dideteksi Dini dengan Teknologi DSA
-
Efikasi 100 Persen, Vaksin Kanker Rusia Apakah Aman?
-
Tahapan Skrining BPJS Kesehatan Via Aplikasi dan Online
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?
-
Skrining BPJS Kesehatan: Panduan Lengkap Deteksi Dini Penyakit di Tahun 2025
-
Surfing Jadi Jalan Perempuan Temukan Keberanian dan Healing di Laut
-
Bayi Rewel Bikin Stres? Rahasia Tidur Nyenyak dengan Aromaterapi Lavender dan Chamomile!
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!
-
HPV Masih Jadi Ancaman, Kini Ada Vaksin Generasi Baru dengan Perlindungan Lebih Luas