Suara.com - Bepergiaan menggunakan mobil bisa jadi terasa nyaman, tapi tanpa Anda sadari hal tersebut bisa memengaruhi kesehatan. Bahkan berefek buruk bagi kesehatan.
Salah satunya adalah kuman atau bakteri yang ada di mobil bisa saja membuat Anda sakit. Coba Anda bayangkan berapa kali Anda menyentuh mobil yang terparkir di lingkungan yang berdebu dan berpolusi.
Bahkan, dilansir dari timesofindia, mobil diibaratkan seperti kamar mandi atau toilet umum atau layar ponsel yang menjadi titik akses kuman.
Untuk itu, yang perlu Anda lakukan adalah tetap menjaga mobil Anda bersih dan aman. Jadi membersihkan mobil setelah perjalanan secara teratur adalah hal penting dilakukan.
Selain itu, berikut beberapa hal menyangkut mobil dan mengemudi yang bisa memengaruhi kesehatan Anda.
1. Risiko depresi meningkat
Semakin lama rute yang Anda tempuh, semakin kecil skor kebahagiaan Anda. Menurut penelitian, orang yang mengemudi 50-90 menit per hari berisiko lebih tinggi mengalami kecemasan hingga depresi.
'Terjebak' pada lingkungan tertutup pada rute yang panjang dikaitkan dengan gejala ketidakbahagiaan kronis, yang kemudian dikaitkan dengan pola tidur yang buruk, gangguan makan, hingga fluktuasi suasana hati.
2. Bisakah bepergian tanpa AC?
Baca Juga: Anak Penderita Radang Usus Berisiko Besar Alami Gangguan Kesehatan Mental
Ventilasi tertutup karena AC merupakan tempat persembunyian yang baik untuk kuman menyebarkan infeksi, seperti batuk hingga mengi.
3. Kebiasaan makan tidak sehat
Apakah Anda sering menyiapkan camilan di mobil. Nah, saat Anda duduk diam menghadapi lalu lintas yang berat, mencari karbohidrat dan makanan bisa menenangkan.
Padahal menurut penelitian yang dilakukan di Kanada, orang yang mengonsumsi soda manis dan makanan ringan asin memiliki risiko lebih tinggi mengalami masalah jantung dan obesitas. Mengingat Anda hanya duduk berjam-jam tanpa peregangan, ditambah kebiasaan makan yang buruk. Hal ini membuat Anda mudah sakit.
Hal terbaik yang bisa Anda lakukan adalah tetap menjaga diri Anda terhidrasi selama perjalanan.
4. Meningkatkan risiko kecemasan
Berita Terkait
-
Belajar Mengemudi, Sebaiknya Pilih Mobil Manual atau Matic? Ini Perbandingan Lengkapnya
-
Sudah Ada 10 Lokasi Keracunan MBG di Jakarta, Sebagian Besar Disebabkan karena Ini
-
Kasus Siswa Keracunan MBG di Jakarta Capai 60 Anak, Bakteri jadi Biang Kerok!
-
4 Virus dan Bakteri yang Bisa Picu Keracunan Makanan, Apa Saja?
-
Bahaya Bakteri Salmonella dan Bacillus Cereus, Biang Kerok Keracunan MBG di Jabar
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?
-
5 Kesalahan Umum Saat Memilih Lagu untuk Anak (dan Cara Benarnya)
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia