Suara.com - Metode kontrasepsi modern di Indonesia sudah cukup banyak pilihannya. Mulai dari kondom, pil KB, implan, hingga IUD atau AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim).
Dari sekian banyak itu, IUD merupakan kontrasepsi non-hormonal yang sangat aman digunakan setelah melahirkan.
Umumnya pemasangan dilakukan pada 10 menit setelah melahirkan, 48 jam sebelum ibu pulang ke rumah setelah melahirkan, atau hari ketiga hingga keempat saat menstruasi.
"Dipasang segera setelah melahirkan, karena pada saat itu rahim masih cukup besar," jelas Maria Regina, bidan yang tergabung dalam organisasi Jhpiego. Organisasi nirlaba internasional yang berafiliasi dengan Universitas Johns Hopkins.
Maria menjelaskan, IUD ini dapat memberikan manfaat hingga satu dekade.
Bahkan, menurut Maria, IUD sama sama sekali tidak memiliki risiko.
"Bukan risiko, tetapi efek samping. Biasanya perutnya kram, haid yang awalnya normal bisa menjadi banyak," lanjutnya.
Pergeseran posisi UID di dalam rahim yang jarang terjadi, Maria mengatakan, umumnya terjadi karena kesalahan dalam pemasangan.
Apabila sudah terpasang dengan benar, Maria tetap menyarankan untuk kontrol pada 40 hari setelah pemasangan. Hal ini bertujuan untuk memeriksa posisi IUD serta untuk pemotongan benang.
Baca Juga: Diletakkan di Lengan, Bagaimana Cara Kerja & Seberapa Efektif KB Implan?
"Kontrolnya 40 hari setelah melahirkan dan datang untuk benangnya ini kita potong kalau dibuka ternyata masih panjang," sambungnya.
Kemudian apabila ibu merasakan ada keluhan-keluhan lain, seperti menstruasi banyak, perut sakit, atau kondisi abnormal lain, sang ibu juga harus melakukan kontrol untuk dilakukan pemeriksaan.
Tetapi, menurut Maria, selama ini ia tidak pernah mendapati kondisi abnormal dari pasien yang ditanganinya.
"Kalau terpasang dengan baik, itu memuaskan. Kalau semuanya berjalan dengan baik, dia akan merasa puas," tandasnya.
Berita Terkait
-
Misteri Sakit Federico Barba, Sang Pemain Bingung Penyebabnya
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Cerita dr Gia Soal Rahim Copot Tak Dipercayai Rekan Sejawat, Saksi Hidup Akhirnya Muncul
-
Skandal Impor Pakaian Bekas Ilegal: Malaysia dan China 'Hilang' dari Catatan Pemerintah, Kok Bisa?
-
Viral Pengantin Baru Terkena Honeymoon Cystitis H+7 usai Menikah, Apa Itu?
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat