Suara.com - Hari Penglihatan Sedunia, Pengidap Diabetes Jangan Lupa Periksa Mata Ya!
World Sight Day (WSD) yang diperingati setiap tanggal 10 Oktober merupakan momen penting untuk meningkatkan pengetahuan orang di seluruh dunia terkait pentingnya kesehatan organ penglihatan, serta penyakit yang dapat menyebabkan kebutaan dan gangguan penglihatan.
Salah satu penyebab kebutaan dan gangguan penglihatan adalah penyakit diabetes melitus, yang bisa menyebabkan diabetik retinopati. Penyakit diabetik retinopati merupakan salah satu komplikasi mikrovaskular diabetes melitus dengan angka prevalensi yang cukup tinggi.
Berdasarkan data penelitian yang dilakukan di beberapa daerah di Indonesia, diperkirakan prevalensi retinopati diabetik sebesar 42,6 persen. Setidaknya akan ditemukan 24.600 orang dengan retinopati diabetik dan sekitar 10 persen dari jumlah tersebut mengalami kebutaan.
Ketua Perkumpulan Ahli Vitreoretina atau Indonesian Vitreoretinal Society (INAVRS), Prof. dr. Arief S Kartasasmita, SpM(K), M.Kes, MM, PhD mengatakan, penting bagi pasien diabetes melitus, terutama yang mengidap diabetes melitus lebih dari lima tahun untuk memeriksakan retinanya. Penyebab utama retinopati adalah kombinasi dari tingginya tingkat tekanan darah, gula darah, dan kolesterol.
"Komplikasi umum diabetik retinopati adalah diabetik makular edema, biasa dikenal sebagai DME4. Risiko berkembangnya DME terkait erat dengan seberapa lama pasien telah hidup dengan diabetes melitus dan tingkat keparahan dari diabetik retinopati. DME dan DR adalah komplikasi pembuluh darah kecil yang umum pada orang dengan diabetes melitus," ujar Prof Arief melalui siaran pers yang diterima Suara.com.
Ia juga menambahkan bahwa pemeriksaan skrining mata reguler oleh dokter mata spesialis retina merupakan bagian penting dalam perawatan pasien diabetes melitus. Pemeriksaan retina mata pada penderita diabetes melitus tipe 1 sebaiknya dilakukan dalam waktu 5 tahun setelah terdiagnosa. Untuk penderita diabetes melitus tipe 2 harus sesegera mungkin setelah ia terdiagnosa diabetes melitus.
Pemeriksaan retina mata ini harus diulang setiap 1–2 tahun sekali atau sesuai dengan rekomendasi dokter mata spesialis retina. Pemeriksaan ini mudah dan tidak sakit. Prosedurnya berbeda dengan pemeriksaan mata biasa.
"Dokter mata akan menggunakan alat khusus untuk melihat retina. Biasanya akan diberikan obat tetes untuk melebarkan pupil mata, sehingga bagian retina mata lebih mudah dilihat," tutupnya.
Baca Juga: Rony Dozer Diam-diam Dirawat di RS Akibat Diabetes
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
Pilihan
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
Terkini
-
Sering Diabaikan, Masalah Pembuluh Darah Otak Ternyata Bisa Dideteksi Dini dengan Teknologi DSA
-
Efikasi 100 Persen, Vaksin Kanker Rusia Apakah Aman?
-
Tahapan Skrining BPJS Kesehatan Via Aplikasi dan Online
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?
-
Skrining BPJS Kesehatan: Panduan Lengkap Deteksi Dini Penyakit di Tahun 2025
-
Surfing Jadi Jalan Perempuan Temukan Keberanian dan Healing di Laut
-
Bayi Rewel Bikin Stres? Rahasia Tidur Nyenyak dengan Aromaterapi Lavender dan Chamomile!
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!
-
HPV Masih Jadi Ancaman, Kini Ada Vaksin Generasi Baru dengan Perlindungan Lebih Luas