Suara.com - Aktivis lingkungan asal Swedia, Greta Thunberg (16), yang akhir-akhir diberitakan oleh media internasional karena keberaniannya di hadapan pemimpin dunia saat forum PBB, September 2019 lalu.
Di sisi lain, ternyata gadis cantik ini memiliki sindrom Asperger.
"Aku punya sindrom Asperger dan itu artinya terkadang aku sedikit berbeda dari norma (aturan di masyarkat). Dan, mengingat keadaan tepat, menjadi berbeda adalah suatu kekuatan," cuitnya pada 1 September 2019.
Sindrom Asperger merupakan gangguan perkembangan dan bagian dari gangguan spektrum autisme (ASD), meskipun Asperger berada pada spektrum yang paling ringan.
Berdasarkan autism-society.org, hal yang membedakan autisme dengan sindrom Asperger adalah gejala yang kurang parah dan tidak adanya keterlambatan bahasa.
Mereka hanya sedikit terpengaruh, namun masih memiliki kemampuan bahasa dan kognitif yang baik.
Individu dengan sindrom Asperger biasanya ingin menyesuaikan diri dan berinteraksi dengan orang lain, tetapi seringkali mereka tidak tahu bagaimana melakukannya.
Mereka mungkin canggung secara sosial, tidak memahami aturan sosial konvensional atau menunjukkan kurangnya empati.
Orang dengan kondisi ini mungkin memiliki kontak mata yang terbatas, tampak tidak terlibat dalam percakapan dan tidak memahami penggunaan gerakan atau sarkasme.
Baca Juga: Disalip Donald Trump, Wajah Kesal Greta Thunberg Viral
Perbedaan lain antara sindrom Asperger dan autisme menyangkut kemampuan kognitif. Sementara beberapa individu dengan autisme memiliki kekurangan intelektual, orang dengan sindrom Asperger tidak memiliki keterlambatan kognitif yang 'signifikan secara klinis', dan sebagian besar memiliki kecerdasan rata-rata hingga di atas rata-rata.
Pengidap sindrom Asperger akan melihat, mendengar dan merasakan dunia secara berbeda dengan orang lain. Hal ini dapat menyebabkan mereka sangat cemas.
Orang dengan sindrom Asperger mungkin bertanya-tanya mengapa mereka 'berbeda' dan merasa perbedaan sosial itu berarti orang tidak memahami mereka, tulis autism.org.uk.
Berita Terkait
-
Propaganda Buzzer, Ancaman Doxxing dan Masa Depan Iklim Demokrasi Digital
-
Racun di Atas Awan: Mengenang Kembali Tragedi Pembunuhan Munir di September Hitam
-
21 Tahun Mengingat Munir dan Upaya Negara Melupakan
-
UU Perlindungan Anak Jadi Senjata Polisi Penjarakan Delpedro Marhaen, TAUD: Kriminalisasi Aktivis!
-
Prabowo Didesak Aktivis 98 Rombak Total Kabinet, Pasca Demo Berdarah
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
Pilihan
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
-
Tak Hanya Soal Ekonomi! Celios Ungkap Jejak Tiongkok di Indonesia Makin Meluas, Ini Buktinya
-
3 Rekomendasi HP 5G Murah di Bawah Rp3 Juta Tebaru September 2025
Terkini
-
Sering Diabaikan, Masalah Pembuluh Darah Otak Ternyata Bisa Dideteksi Dini dengan Teknologi DSA
-
Efikasi 100 Persen, Vaksin Kanker Rusia Apakah Aman?
-
Tahapan Skrining BPJS Kesehatan Via Aplikasi dan Online
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?
-
Skrining BPJS Kesehatan: Panduan Lengkap Deteksi Dini Penyakit di Tahun 2025
-
Surfing Jadi Jalan Perempuan Temukan Keberanian dan Healing di Laut
-
Bayi Rewel Bikin Stres? Rahasia Tidur Nyenyak dengan Aromaterapi Lavender dan Chamomile!
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!
-
HPV Masih Jadi Ancaman, Kini Ada Vaksin Generasi Baru dengan Perlindungan Lebih Luas