Suara.com - Kualitas sperma pria merupakan salah satu faktor yang memengaruhi kehamilan, baik secara alami maupun program kehamilan khusus.
Banyak faktor yang menyebabkan seorang pria memiliki masalah dengan kualitas sperma atau cacat sperma, salah satunya masalah kesehatan.
Melansir dari webmd, cacat sperma telah dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan, termasuk tekanan darah tinggi, penyakit jantung, serta gangguan kulit dan kelenjar.
Para peneliti pun mengatakan bahwa cacat sperma tidak menyebabkan masalah kesehatan, kecuali infertilitas. Tetapi, kondisi ini mencerminkan kesehatan secara keseluruhan.
Hal itu karena cacat sperma dapat memengaruhi kualitas semen. Menurut American Society for Reproductive Medicine (ASRM), cacat sperma ini termasuk jumlah sperma yang sedikit, tidak bergerak baik dan berkualitas rendah.
"Ada banyak faktor kesehatan yang membuat pria mengalami gangguan dalam spermanya," kata dr Michael Eisenberg, asisten profesor urologi dan direktur reproduksi pria di Stanford School of Medicine di California.
Jika begitu, salah satu cara untuk meningkatkan kualitas sperma dengan mengobati penyakit yang menjadi faktor penyebabnya. Contohnya, mengobati tekanan darah tinggi dapat meningkatkan kualitas sperma.
"Ada banyak masalah kesehatan yang berdampak pada sperma tapi kita tidak mengetahuinya. Dalam hal ini, pengobatan tekanan darah tinggi bisa menyebabkan masalah sperma," jelasnya.
Selain itu, rendahnya kualitas sperma pria juga dipengaruhi oleh genetika. Kemungkinan ada beberapa gen yang memiliki efek tumpang tindih dengan fungsi-fungsi lainnya.
Baca Juga: Belajar dari Istri Denny Cagur, Bisakah Kualitas Sperma Pengaruhi IVF?
Para peneliti pun telah membuktikan fakta ini dengan memeriksa kesehatan pria dengan cacat sperma dan tidak. Hasilnya menunjukkan bahwa 44 persen pria dengan cacat sperma juga memiliki masalah kesehatan lainnya.
Masalah kesehatan mereka, paling banyak antara lain tekanan darah tinggi, penyakit jantung dan pembuluh darah. Selain itu, masalah kesehatan seperti penyakit kulit dan masalah kelenjar juga termasuk faktor pemicunya.
"Studi ini menegaskan bahwa apa yang telah dideteksi para ahli endokrinologi reproduksi membuktikan adanya korelasi antara kondisi medis dengan produksi semen," jelas Tomer Singer, seorang ahli endokrin reproduksi di Lenox Hill Hospital di New York City.
Berita Terkait
Terpopuler
- Owner Bake n Grind Terancam Penjara Hingga 5 Tahun Akibat Pasal Berlapis
- Promo Super Hemat di Superindo, Cek Katalog Promo Sekarang
- Tahu-Tahu Mau Nikah Besok, Perbedaan Usia Amanda Manopo dan Kenny Austin Jadi Sorotan
- 5 Fakta Viral Kakek 74 Tahun Nikahi Gadis 24 Tahun, Maharnya Rp 3 Miliar!
- 7 Fakta Pembunuhan Sadis Dina Oktaviani: Pelaku Rekan Kerja, Terancam Hukuman Mati
Pilihan
-
Cuma Satu Pemain di Skuad Timnas Indonesia Sekarang yang Pernah Bobol Gawang Irak
-
4 Rekomendasi HP Murah dengan MediaTek Dimensity 7300, Performa Gaming Ngebut Mulai dari 2 Jutaan
-
Tarif Transjakarta Naik Imbas Pemangkasan Dana Transfer Pemerintah Pusat?
-
Stop Lakukan Ini! 5 Kebiasaan Buruk yang Diam-diam Menguras Gaji UMR-mu
-
Pelaku Ritel Wajib Tahu Strategi AI dari Indosat untuk Dominasi Pasar
Terkini
-
Toko Roti Online Bohong Soal 'Gluten Free'? Ahli Gizi: Bisa Ancam Nyawa!
-
9.351 Orang Dilatih untuk Selamatkan Nyawa Pasien Jantung, Pecahkan Rekor MURI
-
Edukasi PHBS: Langkah Kecil di Sekolah, Dampak Besar untuk Kesehatan Anak
-
BPA pada Galon Guna Ulang Bahaya bagi Balita, Ini yang Patut Diwaspadai Orangtua
-
Langsung Pasang KB Setelah Menikah, Bisa Bikin Susah Hamil? Ini Kata Dokter
-
Dana Desa Selamatkan Generasi? Kisah Sukses Keluarga SIGAP Atasi Stunting di Daerah
-
Mulai Usia Berapa Anak Boleh Pakai Behel? Ria Ricis Bantah Kabar Moana Pasang Kawat Gigi
-
Varises Mengganggu Penampilan dan Kesehatan? Jangan Panik! Ini Panduan Lengkap Mengatasinya
-
Rahasia Awet Muda Dibongkar! Dokter Indonesia Bakal Kuasai Teknologi Stem Cell Quantum
-
Belajar dari Kasus Ameena, Apakah Permen Bisa Membuat Anak Sering Tantrum?