Suara.com - Hadirnya Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim dari generasi milenial di Kabinet Indonesia Maju periode 2019–2024, diharapkan dapat membawa udara segar di sistem pendidikan Indonesia.
Meski demikian, Nadiem Makarim mengakui, sebagai menteri termuda di Kabinet Jokowi Jilid 2, ada sejumlah pihak yang mempertanyakan kapasitasnya dalam bidang pendidikan.Ini dikarenakan latar belakangnya sebagai pendiri startup yang tak bersentuhan dengan dunia pendidikan.
"Apakah ada yang mempertanyakan kemampuan saya dengan tanggung jawab sebesar ini? Pasti. Apakah saya bisa memenuhi ekspektasi masyarakat yang begitu tinggi pada saya? Waktu yang akan menjawab," kata Nadiem Makarim saat menyampaikan sambutan di peringatan Hari Sumpah Pemuda di kantor Kemendikbud, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Senin (28/10/2019).
Terlepas dari hal tersebut, ada hal menarik yang ingin diketahui oleh rakyat Indonesia selama Nadiem Makarim menjadi Mendikbud, satu di antaranya adalah gaya kepemimpinan sang menteri milenial.
Nah, salah satu cara yang bisa dipakai untuk menganalisis gaya kepemimpinan Nadiem Makarim adalah melalui tanda tangannya.
Pakar Grafologi, Deborah Dewi mengatakan bahwa untuk menganalisis karakter seseorang lewat tanda tangannya menggunakan model analisa Idiosinkratik.
"Model analisa Idiosinkratik menggambarkan bahwa pengambilan keputusan sebuah kebijakan hingga bagaimana sebuah sistem terbentuk itu erat kaitannya dengan pengaruh karakter pemimpinnya," tulis Deborah Dewi melalui surat elektronik yang dikirim kepada Suara.com.
Jadi, sambung Deborah, wajar jika karakter Nadiem Makarim akan turut mempengaruhi pembentukan hingga arah sistem pendidikan di Indonesia setidaknya hingga 5 tahun ke depan.
Lantas, bagaimanakah karakter dan gaya kepemimpinan tokoh yang akan ikut menentukan kompas edukasi di Indonesia ini?
Baca Juga: Diragukan Jabat Mendikbud, Nadiem Makarim: Biar Waktu yang Menjawab
Karakter dan Gaya Kepemimpinan Nadiem Makarim
Mengacu pada teori Simbolisme oleh Max Pulver, Professor Curt A. Honroth (penemu Emotional Graphology, penulis Psychological Reactions in the Scriptural Gesture) dan Professor Ángel Zarza, dari Neuropsychiatric Institute of the Federal Capital of Argentina, kata Deborah, tanda tangan Nadiem Makarim memenuhi hampir 9 kuadran yang ada dan hanya terdapat 1 area kosong yaitu, kuadran 9 yang mewakili unsur out of control atau lepas kendali.
"Analisa grafis tanda tangan ini menunjukkan bahwa kecil kemungkinan seorang Nadiem mengambil sebuah tindakan atau keputusan yang bisa mengakibatkan kekacauan, karena situasi yang lepas kendali," jelas Deborah Dewi yang merupakan Grafolog Indonesia dengan Standar Kompentensi Tenaga Kerja (Standard Competence EC-0293 apostille by The Hague Convention).
Hal yang juga sangat menarik, lanjut dia, meskipun area keberanian dalam mengambil risiko (kuadran 6) terisi, namun unsur ikatan keraguan yang dipengaruhi oleh faktor emosional (kuadran 4) juga sama-sama terisi. Dualisme ini, kata Deborah bisa mengakibatkan kompleksitas dalam proses pengambilan keputusannya.
Namun terisinya kuadran 1, 2, 3 dalam tubuh tanda tangan Nadiem Makarim yang mewakili dominasi area intelektual, kata Deborah, mampu menyelamatkan potensi dualism tersebut. " Sehingga ujung tombak proses pembuatan keputusan Nakhoda Kemendikbud RI ini akan tetap mengacu pada filter intelektual, bukan emosional," terangnya.
Akankah Terkontaminasi Virus Korupsi?
Akankah seiring berjalannya waktu idealisme Nadiem Makarim untuk memajukan sistem pendidikan di Indonesia luntur, karena terkontaminasi virus korupsi?
Deborah mengatakan bahwa melihat kuadran 1, 2 dan 3 yang terisi penuh menunjukkan bahwa selain unsur intelektualnya yang berkembang kuat, Nadiem Makarim juga memiliki unsur spiritual yang dominan.
"Seharusnya hal ini mampu mencegah yang bersangkutan untuk terhanyut dalam kuatnya godaan KKN (korupsi, kolusi dan nepotisme) yang sudah mengakar dan masih bertahan di sistem pemerintahan RI," jelasnya.
Namun kuadran 8 yang juga terisi, kata Deborah, menggambarkan dorongan kuat atas pengambilan tindakan, pencapaian dan kepemilikan material.
"Semoga kuatnya unsur intelektual dan spiritual mampu menjadi pengingat yang kuat bagi Nadiem Makariem agar tetap mampu mengendalikan dorongan kepemilikan materialnya hanya di jalur yang halal sehingga dia bisa meninggalkan warisan terhormat di akhir kepemimpinannya kelak," ujarnya.
Bagaimanapun juga dalam Ilmu Grafologi, Deborah mengatakan, analisa ini hanya akan valid jika disertai dengan analisa tulisan tangan. Mengapa? Karena tanda tangan, lanjut dia, hanya mencerminkan public image, bagaimana seseorang ingin dipersepsikan oleh orang lain.
"Jika indikator grafis pada tanda tangan dan sampel tulisan tangan identik, maka analisa ini valid untuk melengkapi analisa profil karakter pemilik tulisan tangan. Namun jika ternyata indikator grafis pada sampel tulisan tangan bertolak belakang dengan indikator grafis tanda tangan, maka yang valid untuk mencerminkan profil perilaku Nadiem Makarim adalah analisa tulisan tangannya," pungkas Deborah Dewi
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis