Suara.com - Sebelum Bayi Tabung, 3 Langkah yang Bisa Menolong Pasangan Punya Anak
Sudah menikah bertahun-tahun tetepi belum dikaruniai keturunan memang menjadi problem tersendiri bagi pasangan suami-istri. Belakangan, program bayi tabung alias in fitro vertilization (IVF) kerap dipilih sebagai alternatif bagi suami-istri yang ingin memiliki anak.
Yaitu dengan cara, menggabungkan telur dan sperma di luar tubuh. Kemudian, sel telur yang sudah dibuahi dan sudah dalam fase siap akan dipindahkan ke dalam rahim perempuan.
Akan tetapi, IVF bukan satu-satunya langkah pilihan ketika suami istri belum memiliki anak. Ada langkah sebelumnya yang bisa dilakukan untuk memiliki anak sebelum memutuskan mengambil jalan bayi tabung.
Dikatakan oleh dr. David Mayndra Utama, Sp.OG., ada tiga cara yang dapat dilakukan secara alami oleh suami-istri untuk memiliki anak. Dibantu oleh tim dokter, suami-istri akan dianalisa kesehatan reproduksinya, diedukasi, dan distimulasi agar terjadi pembuahan.
Ditemui Suara.com di klikik fertilitas Bocah Indonesia, RS Awal Bros Tangerang, dokter David memaparkan 3 langkah yang dapat membantu suami-istri punya anak, sebelum memilih bayi tabung.
Konseling
Konseling suami- istri bertujuan untuk menganalisa kondisi pasien. Di antaranya seputar sudah berapa lama menikah, apakah ada gangguan siklus menstruasi dan pendaran lain di luar itu. Terkadang masalah kesuburan bukan terjadi ketika kehamilan pertama, bisa jadi bermasalah pada anak kedua, ketiga dan seterusnya.
Dalam tahap konseling, kondisi suami dan istri akan dianalisa, secreening pada wanita adalah dengan USG (Ultrasonografi). Di USG akan diamati seluruh saluran reproduksi. Apabila di dalam organ reproduksi tidak ada masalah, bisa jadi di luar masalah. Misalnya ada sumbatan. Kalau terdapat sumbatan maka bisa atasi dengan melakukan saline function sonografi atau bisa juga di radiologi dengan melakukan HSG, yaitu menyemprotkan cairan di dinding-dinding rahim untuk memastikan tidak ada lagi sumbatan.
Baca Juga: Tambah Berat Badan, Istri Glenn Fredly Rupanya Sedang Hamil
Sementara pada pria, sudah pasti yang diamati adalah sperma. Tapi bukan saja soal kualitas. Bisa saja kualitas sperma nomor satu, tapi jauh dari itu kualitas seksual juga perlu diamati. Misalnya tentang kemampuan ereksi dan ejakulasi dini. Jadi meski spermanya bagus, faktor-faktor itu juga harus diperhatikan. Termasuk bila ada kelainan fisiologis, sperti ganguan berupa sumbatan yang mengakibatkan produksi pengeluaran spermanya tidak maksimal. Sedangjan untuk ukuran secara riset tidak begitu memengaruhi, terpenting jumlah dan kualitas sperma yang dikeluarkan berkualitas.
Hubungan seksual tertuntun
Setelah mengamati kondisi pasien dan hasilnya semua baik, maka masuklah ke langkah selanjutnya. Jadi pasien diedukasi tentang hubungan seksual tertuntun. Hal itu meliputi stimulasi, mengetahui masa subur dengan menggunakan test pack untuk melihat masa subur agar pasien dapat melakukan hubungan pada saat masa subur terbaik.
Ada pun hal-hal seputar hubungan seksual tertuntun meliputi, durasi dan waktu yang tepat. Durasi, terlalu sering tidak bagus, terlalu jarang juga tidak bagus. Idealnya, 2-3 hari sekali. Terlalu lama lebih dari 6 hari kualitas sperma sudah turun. Sedangkan kalau terlalu cepat, kualitas sperma belum jadi.
Hubungan seksual tertuntun dengan stimulasi ovarium. Bisa menstimulasi sel telur yang diproduksi lebih dari satu untuk dimatangkan. Kemudian ada pilihan apakah perlu memimpin selama proses terjadi ovulasi dirasangsang atau tidak, kemudian pasien diajarkan berhubungan seksual teratur. Ketika itu bisa juga distimulasi dengan endomitrium untuk mengecek adanya kehamilan atau tidak dan mengamati dinding rahim untuk menenam benih.
Intrauterine Insemination (IUI)
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
Terkini
-
Lari Sambil Menjelajah Kota, JEKATE Running Series 2025 Resmi Digelar
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi