Suara.com - Menurut data Riskesdas 2018, sekitar 17,7% anak Indonesia masuk dalam kategori gizi kurang dan buruk, sedangkan 30,8% lainnya berada di kategori pendek dan sangat pendek.
Beberapa hal yang menyebabkan masalah gizi kurang tersebut adalah edukasi pangan yang rendah serta pola konsumsi makanan yang tidak beragam.
Menurut pakar diet, Geetruida D. Rory, S.K.M, R.D, ragam pilihan makanan yang kurang bergizi serta literasi gizi yang masih rendah, menjadi bagian yang mempengaruhi ketidakseimbangan kualitas asupan zat gizi sehari-hari.
"Pada anak, peran orangtua memiliki peran krusial, dalam menyusun menu padat gizi, guna mendukung pertumbuhan maksimal, salah satunya dengan memastikan pemenuhan kebutuhan pangan hewani," katanya dalam acara MilkVersation di Jakarta, Senin (4/11/2019).
Untuk itu, Geetruida mencoba menjabarkan empat tips agar Anda dapat menyiapkan menu padat gizi bagi si kecil. Ini dia 4 tips yang Anda perlu tahu untuk pastikan kebutuhan nutrisi harian anak terpenuhi:
1. Ketahui kebutuhan gizi anak dalam sehari. Misal, kebutuhan gizi anak usia 7 sampai 9 tahun dengan tinggi badan 130 cm dan berat badan 27 kg, memiliki kebutuhan energi 1650 kkal per hari; protein 40 gram; lemak 55 gram (Omega 3 0,9 gram dan Omega 6 10 gram); karbohidrat 250 gram, serat 22 gram, dan air 1600 ml.
2. Kebutuhan lemak pada anak adalah 30%, umumnya lebih tinggi dibandingkan kebutuhan orang dewasa dengan komposisi lainnya yaitu protein 10% dan karbohidrat 60%.
3. Distribusikan dalam pembagian menu makan sehari, yaitu menu pagi 25% = 400 kkal, siang 30% = 500 kkal dan malam 25%= 400 kkal. Sisanya bisa diberikan dalam bentuk dua kali camilan.
4. Siapkan menu-menu praktis yang padat gizi seperti modifikasi dengan bahan dasar pangan lokal yang dipadukan dengan pangan hewani berkualitas seperti susu. Contohnya klapertart dengan bahan dasar singkong atau ubi. Dipadukan dengan susu, keju, kismis dan almond, 1 porsi camilan sehat ini mengandung energi 260 kkal dan protein 4-5 gram, menjadikannya camilan lezat dengan mutu gizi lebih tinggi.
Baca Juga: UNICEF Soroti Ketimpangan Masalah Gizi Anak-anak di Dunia
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
Terkini
-
Lari Sambil Menjelajah Kota, JEKATE Running Series 2025 Resmi Digelar
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi