Suara.com - Hertadi, ayahanda artis Olga Lydia baru saja meninggal dunia karena menderita infeksi paru-paru atau pneumonia pada Selasa (05/11/2019). Ayah Olga Lydia meninggal dunia setelah menjalani perawatan medis di rumah sakit.
Olga Lydia pun membenarkan bahwa ayahnya telah meninggal dunia karena sakit. Ia juga bercerita bahwa ayahnya sempat diizinkan pulang oleh dokter beberapa hari sebelum meninggal.
"Iya mbak benar (meninggal dunia). Saya lagi ngurusin ini mbak. Nanti lagi ya teleponnya. Makasih mbak," katanya saat dihubungi kemarin.
Selain ayah Olga Lydia, sudah ada beberapa artis yang jatuh sakit dan meninggal dunia karena pneumonia. Pneumonia sendiri merupakan infeksi paru-paru yang disebabkan oleh bakteri, di mana alveoli terisi oleh sel-sel radang dan paru-paru menjadi padat.
Pneumonia adalah bentuk parah infeksi saluran pernapasan bawah yang memengaruhi paru-paru. Melansir dari Physio-pedia, pneumonia memiliki 4 tahapan, yakni konsolidasi, hepatization merah, hepatization abu-abu dan resolusi.
1. Konsolidasi
Tahap awal ini terjadi dalam 24 jam pertama ketika kapiler dinding alveolar sekitarnya menjadi padat. Infeksi juga telah menyebar ke hilus dan pleura cukup cepat. Biasanya tahap konsolidasi ini ditandai dengan batuk dan napas berat.
2. Hepatization merah
Tahap kedua ini terjadi dalam 2-3 hari setelah konsolidasi. Pada tahap ini, kapiler alveolar sudah dipenuhi darah dan eksudat fibrinosa mengisi alveoli. Biasanya pneumonia pada tahap ini ditandai dengan banyak eritrosit, neutrofil dan fibrin di dalam alveoli.
Baca Juga: Jangan Sampai Infeksi, Begini Perawatan setelah Operasi Impaksi
3. Hepatization abu-abu
Hepatization abu-abu terjadi 2-3 hari setelah hepatization merah ketika paru-paru sudah terlihat gelap abu-abu atau coklat akibat tekanan eksudat. Tekana eksudat di alveoli itu pula menyebabkan leukosit bermigrasi ke alveoli yang padat.
4. Resolusi
Tahap resolusi pada pneumonia ditandai dengan pemulihan arsitektur paru-paru ketika sebagai besar makrofag masuk ke ruang alveolar. Kondisi ini biasanya terjadi ketika leukosit mengandung banyak bakteri. Tahap keempat inilah yang biasanya menyebabkan dahak.
Berita Terkait
Terpopuler
- Resmi Dibuka, Pusat Belanja Baru Ini Hadirkan Promo Menarik untuk Pengunjung
- Kenapa Motor Yamaha RX-King Banyak Dicari? Motor yang Dinaiki Gary Iskak saat Kecelakaan
- 7 Rekomendasi Motor Paling Tangguh Terjang Banjir, Andalan saat Musim Hujan
- 5 Shio Paling Beruntung di 1 Desember 2025, Awal Bulan Hoki Maksimal
- 5 Moisturizer dengan Kolagen agar Kulit Tetap Elastis dan Muda
Pilihan
-
Rosan Tunjuk Purbaya Usai Sebut Kerjaan Kementerian Investasi Berantakan
-
6 Mobil Turbo Bekas untuk Performa Buas di Bawah Rp 250 Juta, Cocok untuk Pecinta Kecepatan
-
OPEC Tahan Produksi, Harga Minyak Dunia Tetap Kokoh di Pasar Asia
-
Menteri UMKM Sebut Produk Tak Bermerek Lebih Berbahaya dari Thrifting: Tak Terlihat tapi Mendominasi
-
Telkom Siapkan Anak Usaha Terbarunya infraNexia, Targetkan Selesai pada 2026
Terkini
-
Cuaca Lagi Labil, Ini Tips Atasi Demam Anak di Rumah
-
Gangguan Irama Jantung Intai Anak Muda, Teknologi Ablasi Dinilai Makin Dibutuhkan
-
BPOM Edukasi Bahaya AMR, Gilang Juragan 99 Hadir Beri Dukungan
-
Indonesia Masuk 5 Besar Kelahiran Prematur Dunia, Siapkah Tenaga Kesehatan Menghadapi Krisis Ini?
-
Susu Tanpa Tambahan Gula, Pilihan Lebih Aman untuk Anak
-
Diabetes Makin Umum di Usia Muda, Begini Cara Sederhana Kendalikan Gula Darah
-
VELYS Robotic-Assisted: Rahasia Pemulihan Pasca Operasi Lutut Hanya dalam Hitungan Jam?
-
Waspada! Obesitas Dewasa RI Melonjak, Kenali Bahaya Lemak Perut yang Mengintai Nyawa
-
Kota Paling Bersih dan Sehat di Indonesia? Kemenkes Umumkan Penerimanya Tahun Ini
-
Dari Flu hingga Hidung Tersumbat: Panduan Menenangkan Ibu Baru Saat Bayi Sakit