Suara.com - Myla Deviren, balita 2 tahun asal Inggris meninggal dunia karena usus bengkok dengan tanda-tanda bibir membiru. Ternyata kondisi ini berawal sejak Agustus 2015 ketika Myla mulai tidak sehat.
Natalie, ibu Myla sempat membawa anaknya ke unit gawat darurat karena bibirnya membiru dan napasnya terengah-engah. Saat itu Natalie sudah berusaha menghubungi tim medis tetapi ambulans tidak segera datang.
Beberapa jam kemudian, kondisi Myla mulai tidak responsif dan meninggal dunia di Rumah Sakit Kota Peterborough.
Penyelidikan menyimpulkan bahwa Myla meninggal dunia karena ambulans terlambat datang dan tidak segera mendapat pertolongan medis.
Melansir dari The Sun, penyakit usus bengkok atau terpuntir dikenal sebagai volvulus. Ketika usus bengkok, akan menyebabkan penyumbatan dan memotong aliran darah.
Pada anak-anak, kondisi seperti ini bisa terjadi karena hasil dari cacat lahir atau yang dikenal juga sebagai malrotasi usus. Kondisi ini terjadi ketika saluran usus bayi tidak terbentuk sebagaimana mestinya selama kehamilan.
Sebagian besar anak-anak memiliki gejala dalam tahun pertama kehidupan, tetapi beberapa bisa mengalami kondisi ini tanda gejala maupun diagnosis medis oleh dokter.
Gejala volvulus setiap anak pun berbeda-beda, biasanya seperti muntah cairan pencernaan berwarna hijau (empedu), sakit perut, perut bengkak, diare, sembelit, pendarahan dubur, gagal berkembang, detak jantung dan napas cepat serta kotoran berdarah.
Baca Juga: Terpopuler Kesehatan Tertular DBD Usai Hubungan Seks, Norovirus pada Balita
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
Terkini
-
Lari Sambil Menjelajah Kota, JEKATE Running Series 2025 Resmi Digelar
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi