Suara.com - Epilepsi, gangguan otak kronis yang dapat menyebabkan kejang dan masalah kesehatan lainnya dianggap tidak begitu berbahaya bagi penderitanya.
Sebab, umumnya penderita masih memiliki kehidupan produktif. Gangguan ini juga memiliki risiko kematian yang kecil, baik dari komplikasi kejang atau fenomena kematian mendadak dan tak terduga akibat epilepsi, Sudden Unexpected Death in Epilepsy (SUDEP).
Namun pada kenyataannya, gangguan ini justru dapat berakibat fatal. Seperti yang terjadi pada aktor Disney Channel, Cameron Boyce.
Melansir Insider, Cameron Boyce meninggal di usia yang masih sangat muda, yaitu 20 tahun. Diketahui Boyce meninggal tiba-tiba saat tidur pada 6 Juli silam.
"Malam dia meninggal, kami pergi makan malam bersamanya beberapa jam sebelum kejadian. Bukankah klise untuk mengatakan, 'kau tidak pernah tahu'?" kata ayahnya, Victor Boyce.
Epilepsi merupakan salah satu kondisi otak paling umum. Gangguan kejang dapat disebabkan oleh masalah medis terkait otak, seperti stroke, infeksi otk, dan cedera otak traumatis.
Tingkat keparahan epilepsi dapat bervariasi, tergantung pada pasien. Sekitar dua pertiga orang dapat mengelola penyakit ini, yang artinya pasien tersebut hampir atau sama sekali tidak mengalami kejang hanya dengan pengobatan sendiri, kata Dr. Kathryn Davis, juru bicara American Neurological Association.
Tapi bagi mereka, terutama yang mengidapnya sedari usia muda, penyakit ini dapat mematikan dan menyebabkan gangguan kognitif, tambah Davis.
Bahkan bagi orang dengan epilepsi yang dikelola dengan baik, penting untuk menyadari bahwa kejang dapat menyebabkan komplikasi fatal, seperti cedera dan tenggelam.
Baca Juga: Obat Epilepsi Berbahan Dasar Ganja Akan Diberikan untuk Anak
Penyakit ini juga datang dengan risiko SUDEP, yang diperkirakan membunuh lebih dari 1 dari 1.000 orang dengan epilepsi setiap tahun, menurut CDC.
Davis mengatakan SUDEP sebanding dengan sindrom kematian bayi mendadak yang tidak dapat diprediksi. Kondisi ini pun paling sering terjadi di malam hari atau saat tidur.
Sayangnya, penderita usia muda berisiko lebih tinggi mengalami SUDEP.
Cara terbaik untuk mencegahnya adalah dengan mencegah kejang dengan konsultasi pada tenaga profesional untuk menemukan pengobatan yang paling efektif, tidur nyenyak dan menghindari pemicunya seperti alkohol.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
Terkini
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja
-
Mengubah Cara Pandang Masyarakat Terhadap Spa Leisure: Inisiatif Baru dari Deep Spa Group
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025