Suara.com - Tidak sedikit orang yang tahu bahwa Tinder adalah salah satu dari sekian banyak aplikasi kencan populer.
Banyaknya orang yang tertarik dengan aplikasi ini membuat para pengembang membuat aplikasi cari jodoh terbaru, yaitu Taaruf ID. Uniknya, aplikasi ini disebut-sebut sebagai Tinder versi syariah.
Kemunculannya pun langsung mencuri perhatian warganet, hingga cukup ramai dibicarakan di Twitter.
Terlepas dari viralnya Taaruf ID, aplikasi pencarian jodoh seperti ini ternyata dapat membuat penggunanya kecanduan.
Berdasarkan sebuah survei, dilansir Vice.com, satu dari enam lajang mengatakan mereka benar-benar kecanduan pada proses pencarian jodoh di aplikasi kencan.
Pria dinilai lebih buruk. Sebanyak 97% dari mereka lebih mungkin merasa kecanduan mencari kekasih daripada perempuan yang hanya 54% lebih mungkin merasa lelah dengan keseluruhan prosesnya.
"Aplikasi kencan pada dasarnya (seperti) mesin slot. Ada perjanjian di mana Anda akan menemukan sesuatu yang baik, dan sesekali Anda mendapat sedikit kekuatan positif untuk terus melakukannya," kata David Greenfield, penemu Center for Internet and Technology Addiction dan psikiatri di University of Connecticut School of Medicine.
Greenfield mengatakan perasaan kecanduan itu tidak mengejutkan dan kebanyakan dari kita tidak bisa menahan diri.
"Dopamin adalah neurotransmitter yang kuat, ini terhubung ke dalam rangkaian kehidupan seperti makan dan seks, jadi Anda berbicara tentang melawan sesuatu yang telah berevolusi secara biologis di otak selama puluhan ribu tahun," tambahnya.
Baca Juga: Benarkah Aplikasi Kencan Bisa Picu Gangguan Mental? ini Penjelasannya!
Di sisi lain, orang dengan kecemasan sosial yang tinggi mengindikasikan mereka memiliki preferensi lebih besar untuk menggunakan aplikasi kencan.
Orang yang sering merasa tidak nyaman dalam berkencan secara tatap muka juga cenderung lebih memilih untuk berinteraksi melalui aplikasi, tulis Gwendolyn Seidman, Ph.D., psikolog dan ketua departemen psikologi Albright College di Psychology Today.
Berdasarkan penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Social and Personal Relationships, aplikasi kencan memang memiliki beberapa kualitas adiktif. Lalu, khususnya bagi orang yang kesepian, jika mereka merasa lebih mudah berinteraksi melalui aplikasi ini, mungkin menjadi pihak yang paling berisiko menyalahgunakannya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- Sulit Dibantah, Beredar Foto Diduga Ridwan Kamil dan Aura Kasih Liburan ke Eropa
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
-
Genjot Konsumsi Akhir Tahun, Pemerintah Incar Perputaran Uang Rp110 Triliun
-
Penuhi Syarat Jadi Raja, PB XIV Hangabehi Genap Salat Jumat 7 Kali di Masjid Agung
-
Satu Indonesia ke Jogja, Euforia Wisata Akhir Tahun dengan Embel-embel Murah Meriah
Terkini
-
Gigi Goyang Saat Dewasa? Waspada! Ini Bukan Sekadar Tanda Biasa, Tapi Peringatan Serius dari Tubuh
-
Bali Menguat sebagai Pusat Wellness Asia, Standar Global Kesehatan Kian Jadi Kebutuhan
-
Susu Creamy Ala Hokkaido Tanpa Drama Perut: Solusi Nikmat buat yang Intoleransi Laktosa
-
Tak Melambat di Usia Lanjut, Rahasia The Siu Siu yang Tetap Aktif dan Bergerak
-
Rahasia Sendi Kuat di Usia Muda: Ini Nutrisi Wajib yang Perlu Dikonsumsi Sekarang
-
Ketika Anak Muda Jadi Garda Depan Pencegahan Penyakit Tak Menular
-
GTM pada Anak Tak Boleh Dianggap Sepele, Ini Langkah Orang Tua untuk Membantu Nafsu Makan
-
Waspada! Pria Alami Sperma Kosong hingga Sulit Punya Buat Hati, Dokter Ungkap Sebabnya
-
Standar Global Layanan Kesehatan Kian Ditentukan oleh Infrastruktur Rumah Sakit
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek