Suara.com - Termasuk Penyimpangan Seksual, Ketahui Lebih Banyak Soal Ekshibisionisme
Ekshibisionisme sedang ramai dibahas di media sosial dan internet, terkait dengan teror pelemparan sperma di Tasikmalaya. Lalu, apa sih sebenarnya ekshibisionisme itu?
dr Alvina SpKJ, pakar kesehatan jiwa dari RS Awal Bros Bekasi Barat, mengatakan ekshibisionisme adalah penyimpangan seksual (sexual deviation) yang ditandai dengan adanya perilaku memperlihatkan alat kelamin seseorang pada orang asing.
Perilaku ini dilatar belakangi dengan adanya fantasi seksual dan dorongan seksual yang kuat yang terjadi dalam periode waktu enam bulan.
"Sama seperti gangguan jiwa lainnnya, kondisi ini bisa terjadi karena interaksi faktor biologis (seperti gen), psikologis (kondisi psikologis orang tersebut), dan sosial (seperti pola asuh dan lingkungan)," ujar dr Alvina, dalam keterangan yang diterima Suara.com, Rabu (20/11/2019).
Ia menjelaskan bahwa ekshibisionisme memiliki dampak berkelanjutan. Pengidap ekshibisionisme mungkin mengalami kepuasaan seksual usai melakukan aksinya, namun hanya sesaat. Setelah itu ia akan merasa bersalah dan menarik diri dari pergaulan sosial.
Namun hal ini tak bisa membuatnya menahan diri untuk tidak lagi melakukan hal tersebut. Inilah mengapa ekshibisionisme dikategorikan sebagai penyimpangan.
Ekshibisionis dapat melakukan tindakan berulang jika mereka tidak melakukan terapi yang adekuat. Biasanya, terapi dilakukan dengan memadukan obat dengan psikoterapi. Pengobatan harus diakukan menyeluruh untuk mengetahui apakah terdapat gangguan jiwa lain yang juga tentunya memerlukan terapi lanjutan.
"Perlu diperhatikan bahwa orang dengan ekshibisionisme adalah orang yang mengalami gangguan kesehatan jiwa atau mental yang memerlukan pertolongan secara medis. Hendaknya kita memandang orang-orang tersebut secara objektif," ujar Alvina lagi.
Baca Juga: Bisakah Gangguan Eksibisionisme Dideteksi? Ini Jawaban Seksolog
Jika Anda bertemu dengan orang yang memperlihatkan alat kelaminnya, sebisa mungkin abaikan dan menjauh dari orang tersebut. Bila timbul perasaan tidak nyaman yang menetap setelah bertemu dengan orang yang menunjukkan ciri-ciri ekshibisionis, Anda bisa mencari bantuan profesional (psikolog/psikiater) untuk berkonsultasi lebih lanjut.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
- 5 Tablet Snapdragon Mulai Rp1 Jutaan, Cocok untuk Pekerja Kantoran
- 7 Rekomendasi Sepatu Jalan Kaki Terbaik Budget Pekerja yang Naik Kendaraan Umum
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
- Besok Bakal Hoki! Ini 6 Shio yang Dapat Keberuntungan pada 13 November 2025
Pilihan
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
-
Minta Restu Merger, GoTo dan Grab Tawarkan 'Saham Emas' ke Danantara
-
SoftBank Sutradara Merger Dua Musuh Bebuyutan GoTo dan Grab
Terkini
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda
-
Kesehatan Perempuan dan Bayi jadi Kunci Masa Depan yang Lebih Terjamin
-
8 Olahraga yang Efektif Menurunkan Berat Badan, Tubuh Jadi Lebih Bugar