Suara.com - Tiru Dian Sastro, Ini 7 Manfaat Seni untuk Perkembangan Anak dengan Autisme
Banyak orang berpendapat jika anak dengan autisme pada dasarnya sama seperti anak pada umumnya, tapi mereka hanya terkendala dengan komunikasi dengan lingkungan sosial.
Masalah komunikasi ini ditengarai menyebabkan anak-anak pengidap autisme akan sulit hidup mandiri hingga dewasa. Benarkah begitu?
"Beberapa indikator pada anak dengan autisme adalah ekspresi wajah datar, tidak menggunakan bahasa tubuh, jarang memulai komunikasi, tidak meniru aksi atau suara, bicara sedikit atau tidak sama sekali, membeo kata, intonasi bicara aneh, tampak tidak mengerti kata, serta mengerti dan menggunakan kata secara terbatas,” papar praktisi dan pakar autisme Nuryanti Yamin di Gandaria City, Jakarta Selatan, Rabu (20/11/2019).
Seperti yang dialami dan dilakukan Dian Sastrowardoyo kepada anaknya pertamanya dengan autisme, Nuryanti yang juga seorang Ortepedagod mengakui jika seni bisa jadi salah satu solusi mendorong tumbuh kembang anak dengan autisme, dan itu bisa dilakukan sedini mungkin.
"Oleh karena itu, intervensi sejak dini sangat penting dilakukan untuk mendorong perkembangan anak dengan autisme. Salah satu cara yang terbukti efektif dalam mengembangkan kemampuan komunikasi dan interaksi sosial anak dengan autisme adalah melalui kegiatan seni," papar Nuryanti.
Perempuan yang Co-Founder Drisana Center itu menjabarkan setidaknya ada 7 manfaat seni pada anak dengan autisme, yang disebut-sebut memang responnya lebih baik saat dihadapkan pada seni. Apa saja?
- Dapat digunakan untuk membantu masalah pemrosesan sensorik, seperti taktil (peraba) dan visual (pengelihatan).
- Meningkatkan keterampilan motorik halus.
- Sosial emosional seperti regulasi diri, memahami kapan harus bertindak atau tidak, dan kapan menuangkan ide.
- Ekspresi, anak dengan autisme menuangkan ide atau berekspresi sesuai dengan kesukaannya. Membantu anak dengan autisme menyelesaikan konflik yang tidak dapat diungkapkan secara verbal.
- Adaptable, mampu diarahkan, meningkatkan kesadaran diri, dan mengurangi stres.
- Konsentrasi untuk menuntaskan pekerjaan, berpikir secara simbolis.
- Menawarkan komunikasi visual dan meningkatkan kemampuan untuk mengenali (dan merespons) ekspresi wajah.
Berita Terkait
Terpopuler
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Link Download Logo Hari Santri 2025 Beserta Makna dan Tema
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 Oktober 2025: Banjir 2.000 Gems, Pemain 110-113, dan Rank Up
Pilihan
-
5 Laga Klasik Real Madrid vs Juventus di Liga Champions: Salto Abadi Ronaldo
-
Prabowo Isyaratkan Maung MV3 Kurang Nyaman untuk Mobil Kepresidenan, Akui Kangen Naik Alphard
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
Terkini
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan
-
Bikin Anak Jadi Percaya Diri: Pentingnya Ruang Eksplorasi di Era Digital
-
Rahasia Tulang Kuat Sejak Dini, Cegah Osteoporosis di Masa Tua dengan Optimalkan Pertumbuhan!
-
Terobosan Baru! MLPT Gandeng Tsinghua Bentuk Program AI untuk Kesehatan Global
-
Ubah Waktu Ngemil Jadi "Mesin" Pembangun Ikatan Anak dan Orang Tua Yuk!
-
Kasus Kanker Paru Meningkat, Dunia Medis Indonesia Didorong Adopsi Teknologi Baru
-
Osteoartritis Mengintai, Gaya Hidup Modern Bikin Sendi Cepat Renta: Bagaimana Solusinya?