Suara.com - Menghadapi anak dengan autisme memang tak mudah, mengingat perilaku dan sikap mereka yang tidak bisa ditebak. Tak jarang, saat sedang tantrum, anak dengan autisme ini bisa cenderung membahayakan, baik membahayakan dirinya sendiri maupun orang-orang di sekitarnya.
Ortopedagog Nuryanti Yamin memberi saran, langkah pertama yang sebaiknya dilakukan adalah diam dan mengamati si anak, mengenal perilakunya, dan kemudian mendekati si anak secara perlahan.
"Sebenarnya, kalau memang si anak nggak gimana-gimma (tidak apa-apa). Tapi kalau dia sudah menunjukan (sikap) agresif, inklusif, dan mulai mendorong, perilaku anak dengan autis memang beda, suka memukul dan lain-lain," ujar Nuryanti di Gandaria City beberapa waktu lalu.
Saat anak autisme tantrum, disarankan untuk tidak bereaksi berlebihan. Meskipun si anak memukul, Anda cukup menjauh dan sedikit menghindar sambil mengamati keadaan.
"Karena semakin over reaksi kita, dia semakin menjadi. Kalau dia tantrum, kita kasih space ke dia supaya dia tidak tambah tantrum lagi," ungkapnya.
"Tapi kalau kondisi normal, paling kalau senyum-senyum sendiri, ya nggak perlu dilihatin. Biasanya bukan anaknya yang baper, tapi malah orangtuanya," lanjut Nuryanti.
Beruntung, Jakarta sudah menjalankan program sebagai kota ramah autisme. Program ini penting untuk memberikan rasa nyaman bagi si anak maupun pihak keluarga. Hal ini mengingat banyak orang yang belum paham, sehingga sering kali anak dengan autisme memancing perhatian orang untuk melihat.
Jadi sudah seharusnya pelayan publik seperti polisi, satpam, penjaga kebersihan, dan sebagainya tahu cara bersikap ketika berhadapan dengan anak autisme.
Baca Juga: Lewat Seni Dian Sastrowardoyo Ajak Anaknya yang Mengidap Autisme Belajar
"Kan anak autisme juga perlu ke mal. Kenapa ramah? Siapapun yang terlibat di public area harus tahu how to handle anak autisme. Paling, tidak dilihatin. Kan dia suka senyum-senyum, ya sudah biasa saja. Semakin dilihatin dia akan emosional dengan tempat ramai dari orang, suara, atau gambar warna warni yang bisa trigger dan nggak nyaman pada puncaknya," tutupnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Murah untuk Aktivitas Harian Pemula, Biaya Operasional Rendah
- Shio Paling Hoki pada 8-14 Desember 2025, Berkah Melimpah di Pekan Kedua!
- 7 Rekomendasi Bedak Padat Anti Dempul, Makeup Auto Flawless dan Anti Cakey
- 51 Kode Redeem FF Terbaru 8 Desember 2025, Klaim Skin Langka Winterlands dan Snowboard
- Sambut HUT BRI, Nikmati Diskon Gadget Baru dan Groceries Hingga Rp1,3 Juta
Pilihan
-
Rekomendasi 7 Laptop Desain Grafis Biar Nugas Lancar Jaya, Anak DKV Wajib Tahu!
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Sentuh Rp70 Ribu
-
Shell hingga Vivo sudah Ajukan Kuota Impor 2026 ke ESDM: Berapa Angkanya?
-
Kekhawatiran Pasokan Rusia dan Surplus Global, Picu Kenaikan Harga Minyak
-
Survei: Kebijakan Menkeu Purbaya Dongkrak Optimisme Konsumen, tapi Frugal Spending Masih Menguat
Terkini
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat
-
Di Balik Prestasi Atlet, Ada Peran Layanan Kesehatan yang Makin Krusial
-
Terobosan Baru Pengobatan Diabetes di Indonesia: Insulin 'Ajaib' yang Minim Risiko Gula Darah Rendah
-
Di Balik Krisis Penyakit Kronis: Mengapa Deteksi Dini Melalui Inovasi Diagnostik Jadi Benteng Utama?
-
Cara Mencegah Stroke Sejak Dini dengan Langkah Sederhana, Yuk Pelajari!
-
12 Gejala Penyakit ISPA yang Wajib Diwaspadai, Serang Korban Banjir Sumatra
-
Stop Gerakan Tutup Mulut! 3 Metode Ampuh Bikin Anak Lahap MPASI di Usia Emas
-
Bukan Hanya Estetika: Ini Terobosan Stem Cell Terkini yang Dikembangkan Ilmuwan Indonesia
-
Kolesterol Jahat Masih Tinggi, 80 Persen Pasien Jantung Gagal Capai Target LDL-C
-
Waspada Ancaman di Tanah Suci: Mengapa Meningitis Jadi Momok Jemaah Haji dan Umrah Indonesia?