Suara.com - Selama ini makanan disebut menjadi penyebab masalah kulit berjerawat. Tetapi, kulit berjerawat juga bisa tanda masalah penyakit, seperti gula darah tinggi.
Makanan glikemik tinggi bisa menyebabkan kadar gula dan insulin dalam darah meningkat. Kondisi ini bisa menyebabkan peradangan di seluruh tubuh, termasuk jerawat.
Menurut Tatiana Aynbinder, sokter kulit kosmetik dilansir dari forbes.com, gula sendiri sebenarnya tidak menyebabkan jerawat.Karena, ada banyak alasan yang menyebabkan jerawat dan fluktuasi hormonal dalam tubuh.
Karena itu, dokter kulit membutuhkan pemeriksaan yang tepat untuk mencari tahu penyebab jerawat dan menyarankan perawatan kulit yang tepat.
Tetapi, gaya hidup sehat memang dipercaya dapat memengaruhi kesehatan kulit. Hal ini sekaligus akan menjawab alasan makanan tinggi gula dapat memperburuk kondisi kulit.
Perlu dipahami bahwa sifat oksidatif gula dapat memicu timbulnya jerawat. Gula dan makanan tinggi indeks glikemik dapat menyebabkan peradangan yang menyebar ke seluruh tubuh.
Makanan tinggi gula dan lemak jenuh, seperti roti putih, permen, makanan yang digoreng, es krim, soda dan lainnya yang berbahan utama gula. Makanan tersebut dapat menyebabkan lonjakan insulin yang akhirnya memperburuk peradangan.
Karena, lonjakan insulin dapat meningkatkan produksi minyak kulit dan berkontribusi pada penyumbatan folikel dan memperburuk warna kulit.
Apalagi tubuh manusia memecah karbohidrat sederhana seperti gula halus dan tepung putih yang cepat berubah menjadi glukosa.
Baca Juga: Tren Perawatan Rambut Terbaru, Scrub Kulit Kepala yang Bikin Rambut Sehat
Jadi, ketika tubuh berekasi memproduksi insulin untuk melawan lonjakan kadar glukosa, enzim yang menempel pada kolagen akan melalui proses oksidatif.
Proses ini dapat memecah kolagen dan elastin yang menyebabkan kulit kehilangan elastisitas dan kekencanggannya sehingga tampak lebih tua dan kendur.
Selain itu, proses tersebut juga tidak hanya menyebabkan kulit lebih tua tetapi juga berjerawat dan rosacea. Semakin banyak gula dalam makanan, maka semakin besar tubuh mengembangkan resistensi insulin.
Berita Terkait
-
Penyebab Jerawat Hormonal pada Wanita Usia 30-an dan Cara Mengatasinya secara Medis
-
CERPEN: Mentari yang Bersinar
-
5 Pilihan Facial Wash untuk Mengatasi Breakout dan Memperbaiki Skin Barrier
-
5 Sabun Mandi untuk Menyembuhkan Jerawat Punggung, Bikin Kulit Mulus
-
Ternyata Sesederhana Ini! Rutinitas Malam yang Ampuh Cegah Gula Darah Naik
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat