Suara.com - Hai Dongeng Nasional. Ini 6 Alasan Mendongeng Penting Bagi Anak.
Hari Dongeng Nasional yang diperingati setiap tanggal 28 November setiap tahunnya menjadi hal yang penting di tengah perkembangan teknologi yang semakin maju untuk banyak orangtua.
Di mana, momen ini bisa mengingatkan kita, betapa kegiatan mendongeng menjadi hal yang tak boleh terlupakan seiring dengan pertumbuhan anak-anak, karena manfaatnya yang sangat positif bagi mereka.
Berikut 6 alasan mengapa mendongeng harus menjadi bagian dari kehidupan anak, seperti yang dilansir Times of India.
1. Memperkenalkan kosa kata baru kepada anak-anak
Keuntungan besar dri kegiatan ini adalah bahwa mendengarkan dongeng dapat meningkatkan kosa kata anak. Hal inilah yang dirasakan Namrata Popat, ibu dari anak berusia enam tahun.
"Anak saya sangat suka mendengarkan dongeng dan, setiap kali saya punya waktu, saya akan mendongeng untuknya. Fakta bahwa dia ingin tahu tentang beberapa kata dan ingin tahu arti dari kata-kata yang tidak dia mengerti, membuat saya merasa senang. Saya tahu dia sedang belajar kata-kata baru dan selalu mudah untuk menjelaskan artinya jika itu dalam konteks cerita yang sedang diriwayatkan. Karena ini berhubungan dengan kata-kata yang baik, maka kata tersebut akan tetap tersimpan dalam ingatannya lebih lama," kata dia.
2. Meningkatkan keterampilan mendengarkan anak-anak
Penelitian telah membuktikan bahwa masa bayi adalah masa ketika anak-anak menyerap sebagian besar kata yang kemudian mereka gunakan dalam kehidupan mereka. Jadi, mendongeng bahkan kepada bayi harus menjadi bagian penting dari jadwal orang tua. Ketika mereka tumbuh dewasa, mendongeng akan mendorong dan meningkatkan keterampilan mendengarkan anak-anak.
Baca Juga: Cegah Anak Kecanduan Gadget dengan Dongeng? Ini Tips dari Pakar
Biasanya, anak-anak lebih suka berbicara daripada mendengarkan dan perilaku ini terbukti terutama di ruang kelas, mereka biasanya bukan pendengar yang baik. Tetapi ketika kebiasaan mendengarkan dongeng ditanamkan sejak dini di dalamnya, mereka belajar untuk menjadi pendengar yang lebih baik.
3. Dongeng dari gadget VS dongeng yang dikisahkan langsung oleh orangtua
Seni bercerita telah mengalami perubahan besar setelah efek visual yang diberikan oleh teknologi mulai banyak diminati. Sampai batas tertentu, ini telah menjadi kutukan bagi seni mendongeng. Deepa K, seorang konsultan pendidikan, mengatakan, mendongeng adalah kegiatan interaktif tetapi pada media digital itu menjadi hal satu arah, di mana media digital tersebut memberi tahu Anda apa yang harus dipikirkan dan menunjukkan kepada Anda gambar yang menurut mereka sesuai.
"Berkat ini, otak Anda menjadi tidak terpakai karena Anda berhenti menggunakan imajinasi dan kekuatan berpikir Anda dengan hanya mengandalkan apa yang sedang disendokkan kepada Anda," kata dia.
Ia menyatakan bahwa dongeng dari gadget kurang manusiawi. Deepa juga menjelaskan, jika ia sangat prihatin karena banyak orang tua merasa bahwa menampilkan dongeng di gadget sama baiknya dengan mendongeng langsung. Padahal kata dia mendongeng adalah tentang sebuah interaksi dengan manusia lain dan menggunakan imajinasi seseorang untuk memvisualisasikan.
4. Hubungan dengan kebudayaan
Untuk Nalini Patil, seorang ibu penuh waktu dari dua anak, mendongeng adalah hal yang berhubungan dengan akar budaya seseorang.
“Anak-anak saya menggunakan bahasa Inggris di sekolah menengah mereka, tetapi berkat dongeng saya, mereka juga tahu dongeng tradisional budayanya. Saya merasa ini tidak hanya membuat mereka sadar akan warisan budaya mereka yang kaya, tetapi juga mengembangkan cinta untuk mempelajari sejarah kita. Mereka juga menjadi fasih dalam bahasa ibu mereka. Tentu saja, agar anak-anak tertarik mendengarkan dongeng, kisah-kisah itu juga perlu berkembang seiring waktu. Cerita tidak boleh hanya tentang moral, tapi perlu dipikirkan," tambahnya.
5. Mendongeng adalah kegiatan belajar yang hebat
Mendongeng sangat interaktif. Ketika sebuah cerita berkembang, anak-anak biasanya akan mengajukan pertanyaan. Ini adalah kegiatan belajar yang hebat. Pendongeng harus menggunakan cara-cara untuk membuat anak penasaran dan mendorong mereka untuk bertanya karena ini membuat anak berpikir. Mereka belajar mengasosiasikan gambar dalam buku dengan cerita dan ini mengembangkan kapasitas visualisasi dan imajinasi mereka.
Para ahli yang bekerja dengan anak-anak mengatakan bahwa orangtua juga harus mendorong anak-anak untuk membuat cerita kecil dengan karakter yang telah mereka dengar. Ini mendorong imajinasi dan membuat anak lebih tertarik pada cerita yang disampaikan.
6. Mendongeng mendorong perkembangan emosi dan perasaan anak
Saat ini, banyak saluran TV, internet, ponsel semua bersaing untuk perhatian mereka dan anak-anak sering ketagihan. Media visual yang serba cepat ini menghalangi perkembangan mental mereka.
Sunanda Shinde, ibu dari anak yang bersekolah mengatakan, “Saya telah melihat bahwa mendongeng membuat anak-anak lebih terlibat daripada menonton TV. Emosi adalah nyata ketika seorang anak mendengarkan cerita karena kapasitas berpikirnya meningkat. Sesi interaktif mendorong imajinasinya," ungkapnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Uang Jemaah Disita KPK, Khalid Basalamah Terseret Pusaran Korupsi Haji: Masih Ada di Ustaz Khalid
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 24 September 2025: Kesempatan Dapat Packs, Coin, dan Player OVR 111
- Kapan Awal Puasa Ramadan dan Idul Fitri 2026? Simak Jadwalnya
- Tanah Rakyat Dijual? GNP Yogyakarta Geruduk DPRD DIY, Ungkap Bahaya Prolegnas UUPA
Pilihan
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
-
Menkeu Purbaya Putuskan Cukai Rokok 2026 Tidak Naik: Tadinya Saya Mau Turunin!
Terkini
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja
-
Viral Guyonan Lelaki Manja saat Sakit, Dokter Saraf Bongkar Fakta Toleransi Nyeri
-
Bukan Cuma Pekerja, Ternyata Orang Tua juga Bisa Burnout karena Masalah Membesarkan Anak
-
Benarkah Diet Keto Berisiko untuk Kesehatan? Ini Jawaban Ahli
-
Tren Mengkhawatirkan! Mengapa Kasus Kanker pada Anak Muda Meningkat?
-
Gaya Hidup Higienis: Kebiasaan Kecil yang Berdampak Besar bagi Tubuh
-
Mengenal Penyakit Lyme yang Diderita Bella Hadid: Bagaimana Perawatannya?
-
Terapi Imunologi Sel: Inovasi Perawatan Kesehatan untuk Berbagai Penyakit Kronis