Suara.com - Seorang bayi laki-laki yang baru lahir 19 hari ditemukan meninggal dunia setelah tidur bersama ayahnya untuk pertama kalinya.
Sebelumnya dilansir dari asiaone.com, bayi laki-laki tersebut biasanya tidur bersama ibunya. Sedangkan sang ayah tidur di kamar utama bersama anak tertuanya.
Tetapi malam sebelum kejadian, sang ayah meminta istrinya pidah ke kamar tidur utama dan menemani anak pertamanya tidur. Karena, sang ayah harus melakukan beberapa pekerjaan.
Sang ayah yang kelelahan bekerja sampai pagi pun langsung menuju kamar tidur utama untuk istirahat. Sementara istrinya, meletakkan bayinya di samping suaminya.
Ia melakukan itu setelah menyusui dan tak ingin meninggalkan bayinya sendirian di kamar yang lain. Saat itu ia berusaha memberi tahu suaminya agar berhati-hati karena bayi mereka di sampingnya.
Namun, sang ayah yang sudah kelelahan bekerja dari malam sampai pagi, tidak bisa mendengar perkataan istrinya. Akibatnya, kejadian yang tidak diinginkan pun terjadi.
Ketika sang istri kembali ke kamar utama setelah 1 jam, ia sudah melihat tubuh anaknya sudah tertutup bantal. Sang istri segera membangunkan suaminya dan membawa bayi mereka ke ruang ganti popok.
Saat itulah sang istri menyadari bayi mereka sudah tidak bernapas. Sang ayah segera melakukan kardio-pulmonary resuscitation (CPR). Karena tak berhasil, mereka segera membawa bayinya ke Rumah Sakit Umum Changi (CGH) dengan ambulans.
Setelah mendapat pertolongan medis dari rumah sakit, bayi mereka kembali mendapat sirkulasi spontan. Sehingga bayi mereka dipindahkan ke Rumah Sakit Wanita dan Anak untuk perawatan lebih lanjut.
Baca Juga: Tangan Bayi Baru Lahir Memar, Ternyata Dokter Salah Suntik 10 Kali!
Sayangnya ketika tiba di rumah sakit tersebut, bayi mereka kembali tidak responsif dengan pupil yang melebar. Bayi mereka juga tidak bergerak atau bernapas hingga dibantu ventilator.
Dua hari setelahnya, bayi laki-laki usia 19 hari tersebut dinyatakan meninggal dunia. Seorang ahli patologi menyatakan hipoksia global sebagai penyebab kematiannya. Hal ini terjadi karena bayi kekurangan oksigen.
Berita Terkait
-
Mengenang Antasari Azhar: Dari Jaksa Tegas hingga Ketua KPK di Era SBY yang Kontroversial
-
Mantan Ketua KPK Antasari Azhar Meninggal Dunia, Pimpinan KPK Melayat
-
Kabar Duka, Mantan Ketua KPK Antasari Azhar Meninggal Dunia di Usia 72 Tahun
-
Bukan Rencana Awal, Once Mekel Ungkap Alasan Haru Pilih TPU Tanah Kusir Jadi Makam Mertua
-
Geger Fraud Rp30 Miliar di Maybank Hingga Nasabah Meninggal Dunia, OJK: Kejadian Serius!
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- Promo Superindo Hari Ini 10-13 November 2025: Diskon Besar Awal Pekan!
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
Pilihan
-
Tekad Besar Putu Panji Usai Timnas Indonesia Tersingkir di Piala Dunia U-17 2025
-
Cek Fakta: Viral Isu Rektor UGM Akui Jokowi Suap Rp100 Miliar untuk Ijazah Palsu, Ini Faktanya
-
Heimir Hallgrimsson 11 12 dengan Patrick Kluivert, PSSI Yakin Rekrut?
-
Pelatih Islandia di Piala Dunia 2018 Masuk Radar PSSI Sebagai Calon Nahkoda Timnas Indonesia
-
6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
Terkini
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda
-
Kesehatan Perempuan dan Bayi jadi Kunci Masa Depan yang Lebih Terjamin
-
8 Olahraga yang Efektif Menurunkan Berat Badan, Tubuh Jadi Lebih Bugar
-
Cara Efektif Mencegah Stunting dan Wasting Lewat Nutrisi yang Tepat untuk Si Kecil
-
Kisah Pasien Kanker Payudara Menyebar ke Tulang, Pilih Berobat Alternatif Dibanding Kemoterapi
-
Pengobatan Kanker dengan Teknologi Nuklir, Benarkah Lebih Aman dari Kemoterapi?
-
Data BPJS Ungkap Kasus DBD 4 Kali Lebih Tinggi dari Laporan Kemenkes, Ada Apa?
-
Camping Lebih dari Sekadar Liburan, Tapi Cara Ampuh Bentuk Karakter Anak