Suara.com - Demam tinggi yang membuat bayi kejang memang sangat mengkhawatirkan para orang tua. Pada orangtua zaman dahulu, mereka percaya bahwa memberi kopi dapat mencegah bayi tak kejang saat demam. Bagaimana kebenarannya?
Salah besar! Memberi kopi pada bayi sama sekali tidak dibenarkan. Terlebih jika bayi masih berusia di bawah 6 bulan dan mendapat ASI eksklusif, ketika bayi tidak boleh mengonsumsi apapun selain ASI.
"Itu sama-sama (harus) kita edukasi, bahwa itu tidak boleh. Bayi itu makanannya hanya ASI eksklusif sampai 6 bulan, karena sistem pencernaannya belum bisa mencerna apapun," ujar peneliti ILUNI Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK di Blok M, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.
Dr. Basrowi mengingatkan bahwa di dalam kopi ada zat-zat tertentu yang harus diolah dalam enzim tubuh. Sedangkan tubuh bayi, biasanya belum bisa memproduksi enzim tertentu.
"Zat-zat seperti ini belum diproduksi. ASI kan ada laktosa, tapi sudah ada enzimnya, kalau kopi kan tidak ada. Anak kecil di bawah 6 bulan belum bisa memproduksi enzim, jadi kalau tidak keluar, ya diserap semua," jelas Dr. Basrowi.
Bahayanya, jika dipaksakan dan tetap dikonsumsi bayi, kopi bisa menyebabkan infeksi saluran pernapasan, bahkan bisa menyebabkan kematian pada bayi karena tubuhnya belum mampu mengolah.
Mirisnya, kesalahan pada orangtua, khususnya ibu, terjadi karena rendahnya kesadaran sekaligus minimnya informasi. Terutama mereka yang tinggal di wilayah terpencil yang sulit akses.
"Di daerah terpencil, mungkin lebih gampang karena tidak banyak bekerja, tapi banyak dari mereka yang memutus ASI dini karena diberikan makanan penamping ASI, karena mereka tidak tahu kalau tidak boleh diberikan makanan pendamping ASI (sebelum usia 6 bulan)," tutupnya.
Baca Juga: Minum Kopi setelah Konsumsi Obat, Adakah Efek Samping?
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan