Suara.com - Maria Khvostantseva, seorang ibu berusia 22 tahun di Rusia disuruh membunuh anaknya yang memiliki tanda lahir. Kejadian bermula dari curhatannya di media sosial.
Ibu ini membuat curhatan tentang Vika, bayi perempuannya yang ditolak seorang pendeta saat akan dibaptis.
Dilansir dari Metro.co.uk, Jumat (20/12/2019), Maria Khvostantseva mengatakan dia dilecehkan secara online setelah mengungkapkan protesnya terhadap seorang pendeta setempat yang menolak untuk membaptis Vika.
Pendeta itu percaya Vika memiliki penyakit menular gara-gara melihat banyak tanda lahir hitam.
Vika memiliki tanda lahir yang mencakup 80 persen tubuhnya. Ia didiagnosis mengalami nevi melanositosis kongenital yang besar, tambalan kulit yang gelap dan tidak bersifat kanker yang terdiri dari sel-sel penghasil pigmen yang disebut melanosit.
Maria mengatakan dia mengirim foto putrinya kepada seorang pendeta di kota Kurgan, Oblast Kurgan, Rusia. Tetapi pendeta itu kemudian menolak.
Setelah curhatan Maria di media sosial viral, ia sempat diwawancara oleh televisi lokal. Ia mengaku mendapatkan banyak hujatan gara-gara unggahannya yang memprotes pendeta.
Maria berkata, "Saya mendapat banyak pesan dan telepon dari orang asing. Mereka menghina saya dan mendesak untuk membunuh bayi saya. Seorang wanita berkata kepada saya melalui telepon 'bunuh anakmu. Lemparkan ke bawah kereta'."
Salah satu pesan keji yang diterima Maria berbunyi, "Lebih baik mati daripada menjadi seperti itu."
Baca Juga: Kabar Tiket Konser Ayu Ting Ting Dikembalikan, Ruben Onsu Bilang Begini
Polisi Rusia telah memulai penyelidikan terhadap dugaan pelecehan tersebut setelah Maria diwawancara.
Maria mengatakan bahwa Vika, putrinya yang sekarang berusia enam bulan masih mendapatkan cacian saat di jalan. Bahkan seorang bidan menyuruh Maria menyerahkan bayinya untuk diadopsi.
Maria mengatakan, "Orang-orang sering mengarahkan jari mereka pada Vika dan tertawa. Saya sangat kesal karena itu."
Pendeta yang menolak membaptis anak perempuan Maria bahkan sempat minta bayaran. Oknum pendeta yang tidak disebutkan namanya itu bersedia membaptis asal diberi uang.
Maria menulis secara online, "Saya pikir tidak perlu biaya untuk membaptis seorang anak. Untuk saat ini, kami memutuskan untuk menundanya."
Sementara itu Mikhail Nasonov, juru bicara Gereja Ortodoks Kurgan mengatakan kepada media setempat, "Kami berencana untuk melakukan penyelidikan internal setelah insiden itu. Pendeta yang dimaksud akan menghadapi tindakan disipliner. Kami mengutuk apa yang terjadi".
Berita Terkait
-
Vladimir Putin Akan Rayakan 70 Tahun Kerja Sama Diplomasi di Indonesia
-
Interaksi Ayah dengan Janin sebelum Lahir Itu Penting, Begini Caranya!
-
Telat Pulang, Bocah Dihukum Ayah Tiri Berlutut dan Kelaparan 4 Hari
-
Balita Dua Tahun Hilang Diculik Teman Orangtua
-
Dokumentasikan Kelahiran, Ibu Ini Hampir Meninggal karena Plasentanya Macet
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Selevel Innova Budget Rp60 Jutaan untuk Keluarga Besar
- 5 Pilihan Ban Motor Bebas Licin, Solusi Aman dan Nyaman buat Musim Hujan
- 5 HP Memori 128 GB Paling Murah untuk Penggunaan Jangka Panjang, Terbaik November 2025
- 5 Mobil Keluarga Bekas Kuat Tanjakan, Aman dan Nyaman Temani Jalan Jauh
- Cara Cek NIK KTP Apakah Terdaftar Bansos 2025? Ini Cara Mudahnya!
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Mau Bekukan Peran Bea Cukai dan Ganti dengan Perusahaan Asal Swiss
-
4 HP dengan Kamera Selfie Beresolusi Tinggi Paling Murah, Cocok untuk Kantong Pelajar dan Mahasiswa
-
4 Rekomendasi HP Layar AMOLED Paling Murah Terbaru, Nyaman di Mata dan Cocok untuk Nonton Film
-
Hasil Liga Champions: Kalahkan Bayern Muenchen, Arsenal Kokoh di Puncak Klasemen
-
Menkeu Purbaya Diminta Jangan Banyak Omon-omon, Janji Tak Tercapai Bisa Jadi Bumerang
Terkini
-
KPK Sudah Terima Surat Keppres Rehabilitasi, Eks Dirut ASDP Ira Puspadewi dan Rekan Segera Bebas
-
Mulai 2026, Periksa Kehamilan Wajib 8 Kali: Cara Pemerintah Turunkan Angka Kematian Ibu dan Bayi
-
KPK Ungkap Keppres Rehabilitasi Eks Dirut ASDP Ira Puspitasari Dikirim Pagi Ini
-
Menanti Keppres Turun, Keluarga Eks Dirut ASDP Ira Puspadewi Sudah Tunggu Sejak Subuh di Rutan KPK
-
Isu Pembabatan Mangrove untuk Rumah Pribadi Mencuat, Komisi IV DPR Desak Investigasi Pemerintah
-
Menkes Sesalkan Kematian Ibu Hamil di Papua, Janji Perbaikan Layanan Kesehatan Agar Tak Terulang
-
Danau Maninjau Sumbar Diserbu Longsor dan Banjir Bandang: Akses Jalan Amblas, Banyak Rumah Tersapu!
-
Terungkap! Rangkaian Kekejaman Alex, Bocah Alvaro Kiano Dibekap Handuk, Dicekik, Jasad Dibuang
-
Kronologi Brutal Legislator DPRD Bekasi Diduga Keroyok Warga di Kafe hingga Retina Korban Rusak
-
Perempuan Jadi Pilar Utama Ketahanan Keluarga ASN, Pesan Penting dari Akhmad Wiyagus