Suara.com - Banyak faktor pendorong stres, misalnya tekanan pekerjaan, masalah hubungan ataupun ketika seseorang memiliki masalah kesehatan serius.
Apabila stres tidak dikelola dengan baik, akan menjadi stres kronis yang justru semakin berdampak buruk pada tubuh. Bahkan, dalam beberapa kasus, stres berperan dalam perkembangan kanker.
Berdasarkan Live Science, sebuah studi telah menunjukkan beberapa cara bagaimana stres dapat memengaruhi perkembangan kanker, kata Shelley Tworoger, seorang profesor di Moffitt Cancer Center di Tampa, Florida.
Seperti yang dikatakannya dalam pertemuan American Association for Cancer Research di Atlanta, stres dapat mempercepat perkembangan dan memperburuk hasil pada mereka yang sudah memiliki jenis kanker tertentu.
Namun, masih ada pertanyaan tentang apakah stres kronis dapat memicu awal kanker.
Memang bukti bahwa stres dapat menyebabkan kanker masih lemah, tetapi, menurut National Cancer Institute, ada banyak alasan biologis untuk berpikir bahwa bisa jadi ada hubungan di antara keduanya.
Meski begitu, Tworoger mengakui merancang penelitian untuk membutikan stres dapat memicu kanker adalah hal yang sulit, sebagian karena pengalaman stres sangat subyektif dan sulit diukur.
Stres juga dapat memanifestasikan dirinya dalam tubuh dengan cara yang sangat berbeda, tergantung pada bagaimana seseorang memandang dan mengatasinya, kata Toworoger.
"Beberapa orang memiliki respon negatif terhadap stres pekerjaan dan beberapa lainnya justru senang dengan hal itu. Bahkan, mereka dapat berhasil karenanya," tutur Toworoger. Pada akhirnya, persepsi seperti ini memengaruhi respons tubuh.
Baca Juga: Jangan Remehkan Tanaman di Meja Kerja, Bisa Meredakan Stres Lho
Di sisi lain, seorang dosen di bidang imunofarmakologi di University of Brighton, Inggris, Melanie Flint, mengatakan pelepasan hormon stres jangka panjang juga dapat menyebabkan kerusakan DNA dan memengaruhi perbaikannya.
Terlebih lagi, stres kronis dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh. Padahal, sistem ini berperan penting dalam membersihkan sel rusak akibat kesalahan genetik atau metabolisme. Jadi, sistem kekebalan yang lemah bisa menjadi pintu masuk bagi sel-sel kanker.
Sedangkan beberapa ahli berpikir bahwa bukan stres itu sendiri yang menyebabkan kanker, tetapi perilaku tidak sehat yang muncul akibat stres seperti merokok dan minum alkohol.
"Konsensus umum tampaknya menunjukkan stres kronis sendiri tidak menyebabkan kanker, tetapi secara tidak langsung dapat meningkatkan risikonya," kata Firdaus Dhabhar, profesor di University of Miami.
Pada akhirnya, Toworoger mengatakan untuk memastikan jawaban ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut.
"Hormon stres dapat menyebabkan efek biologis lain yang terlibat dalam perkembangan kanker. Jadi, saya pikir kita perlu penelitian lebih lanjut sebelum mengatakan jika hubungan antara stres kronis dan risiko kanker adalah mitos," jelasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
Terkini
-
Indonesia di Ambang Krisis Dengue: Bisakah Zero Kematian Tercapai di 2030?
-
Sakit dan Trauma Akibat Infus Gagal? USG Jadi Solusi Aman Akses Pembuluh Darah!
-
Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan soal Infertilitas Pria dan Solusinya
-
Mitos atau Fakta: Biopsi Bisa Bikin Kanker Payudara Menyebar? Ini Kata Ahli
-
Stroke Mengintai, Kenali FAST yang Bisa Selamatkan Nyawa dalam 4,5 Jam!
-
Dari Laboratorium ITB, Lahir Teknologi Inovatif untuk Menjaga Kelembapan dan Kesehatan Kulit Bayi
-
Manfaatkan Musik dan Lagu, Enervon Gold Bantu Penyintas Stroke Temukan Cara Baru Berkomunikasi
-
Gerakan Peduli Kanker Payudara, YKPI Ajak Perempuan Cintai Diri Lewat Hidup Sehat
-
Krisis Iklim Kian Mengancam Kesehatan Dunia: Ribuan Nyawa Melayang, Triliunan Dolar Hilang
-
Pertama di Indonesia: Terobosan Berbasis AI untuk Tingkatkan Akurasi Diagnosis Kanker Payudara