Suara.com - Reynhard Sinaga, yang memerkosa ratusan lelaki muda dengan anal seks, tengah menjadi perbincangan dunia setelah mendapatkan hukuman seumur hidup oleh Pengadilan Manchaster, Inggris.
Dikatakan, ia merupakan pelaku dari 159 kasus perkosaan dan serangan seksual terhadap 48 korban yang seluruhnya lelaki. Hal ini menjadikan Reynhard Sinaga sebagai pemerkosa berantai terbesar dalam sejarah Inggris.
Menurut laman BBC, seluruh tindak perkosaan ini dilakukan di apartemennya yang berada di pusat kota Manchaster. Modusnya, ia memanfaatkan kerentanan para korban yang tengah mabuk setelah keluar malam, dan kemudian diajak ke tempat tinggalnya.
Reynhard Sinaga membius para korban dengan obat yang dicampur minuman beralkohol. Di saat para korbannya tidak sadarkan diri, ia pun melakukan aksi anal seksnya.
Jaksa penuntut menggambarkan perkosaan yang dilakukan oleh lelaki ini adalah penetrasi penis ke anus korban tanpa sepengetahuan para korbannya, alias sodomi.
Terkait hal ini, akademisi dan praktisi klinis, Prof. DR. dr. Ari Fahrial Syam, Sp.PD KGEH. MMB, menyoroti dampak yang bisa dialami oleh para korban sodomi. Selain bisa menyebabkan guncangan psikis, kondisi fisik akan risiko terkena berbagai penyakit juga bisa mereka dapatkan.
"Anus atau dubur memang tidak dipersiapkan untuk menerima masuknya benda asing dari luar. Anus berperan sebagai tempat lewatnya feses atau kotoran, sehingga jelas bahwa anus bisa menjadi sumber infeksi," jelasnya berdasarkan siaran pers yang Suara.com terima.
Selain itu, lanjut Prof. Ari, karena anus atau dubur tidak siap untuk menerima masuknya benda dari luar, jika masuknya benda tersebut dilakukan secara paksa dan tanpa diberikan lubricant (pelumas), hal ini akan menyebabkan dinding anus dan bagian poros usus (rektum) rentan untuk luka.
Kondisi luka tersebut akan memudahkan tertularnya berbagai infeksi dari pasangan yang melakukan seks anal. Risiko terjadi luka akan bertambah banyak jika proses anal seks dilakukan secara dipaksa.
Baca Juga: Intip 6 Kunci Rahasia Seks Bergairah di Usia Senja
Berbagai penyakit infeksi karena hubungan seksual (sexually transmitted disease/STD) pada akhirnya menjadi mudah ditularkan melalui hubungan anal seks ini.
"Berbagai penyakit STD, antara lain HIV, Herpes simplex, hepatitis B, hepatitis, C dan human papiloma virus (HPV). Selain itu, infeksi bakteri yang bisa terjadi antara lain gonorea, khlamidia, syphilis, dan shigelosis," jelansya lagi.
Pasien dengan infeksi bakteri ini bisa saja mengalami diare berdarah dan berlendir, mengalami luka-luka terinfeksi, bahkan timbul bisul dan radang diseputar dubur dan poros usus (rektum), serta timbulnya nyeri saat buang air besar.
Akibat yang paling berbahaya dari anal seks adalah terjadinya kanker anus yang lebih tinggi pada mereka di bawah usia 30 tahun.
"Sejauh ini saya beberapa kali mendapat kasus kanker anus berumur di bawah 30 tahun dan berhubungan dengan riwayat anal seks. Umumnya, mereka melakukan anal seks dari partnernya. Dari beberapa literatur yang saya baca, kebiasaan anal seks dilakukan biasanya terinpirasi setelah menonton film porno," tutup dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- Karawang di Ujung Tanduk Sengketa Tanah: Pemerintah-BPN Turun Gunung Bahas Solusi Cepat
- 5 Fakta Heboh Kasus Video Panas Hilda Pricillya dan Pratu Risal yang Guncang Media Sosial
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 6 Oktober 2025, Banjir Ribuan Gems dan Kesempatan Klaim Ballon d'Or
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga Mulai Rp6 Jutaan, Ramah Lingkungan dan Aman Digunakan saat Hujan
Pilihan
-
Waketum PSI Dapat Tugas dari Jokowi Usai Laporkan Penyelewengan Dana PIP
-
Ole Romeny Diragukan, Siapa Penyerang Timnas Indonesia vs Arab Saudi?
-
Wasapada! Trio Mematikan Arab Saudi Siap Uji Ketangguhan Timnas Indonesia
-
Panjatkan Doa Khusus Menghadap Kabah, Gus Miftah Berharap Timnas Indonesia Lolos Piala Dunia
-
Profil PT Mega Manunggal Property Tbk (MMLP): Emiten Resmi Dicaplok ASII
Terkini
-
Langsung Pasang KB Setelah Menikah, Bisa Bikin Susah Hamil? Ini Kata Dokter
-
Dana Desa Selamatkan Generasi? Kisah Sukses Keluarga SIGAP Atasi Stunting di Daerah
-
Mulai Usia Berapa Anak Boleh Pakai Behel? Ria Ricis Bantah Kabar Moana Pasang Kawat Gigi
-
Varises Mengganggu Penampilan dan Kesehatan? Jangan Panik! Ini Panduan Lengkap Mengatasinya
-
Rahasia Awet Muda Dibongkar! Dokter Indonesia Bakal Kuasai Teknologi Stem Cell Quantum
-
Belajar dari Kasus Ameena, Apakah Permen Bisa Membuat Anak Sering Tantrum?
-
Bukan Sekadar Gadget: Keseimbangan Nutrisi, Gerak, dan Emosi Jadi Kunci Bekal Sehat Generasi Alpha
-
Gerakan Kaku Mariah Carey saat Konser di Sentul Jadi Sorotan, Benarkah karena Sakit Fibromyalgia?
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban