Suara.com - Seorang pria 25 tahun asal Amerika Serikat takut mengalami ejakulasi saat berhubungan seksual karena menyebabkan kecemasan, letih, lemah otot dan kabut otak.
Sehingga ia tidak pernah melakukan masturbasi dan menghindari ejakulasi selama berhubungan seks. Kondisi ini disebabkan kelainan langka, yakni sindrom penyakit pasca-orgasme (POIS).
Biasanya, gejala penyakit ini berlangsung selama 2 minggu dan bisa langsung menyerang atau ditunda dua hingga tiga hari.
Tetapi, pria itu telah sembuh dari kelainan langkanya setelah mendapat suntikan hormon yang meningkatkan kadar testosteronnya.
Sebelum itu dilansir oleh Daily Mail, dokter mengatakan bahwa pria itu orgasme hanya sekali setiap 8 hingga 12 minggu selama menderita kelainan langka.
Pria itu pun mengaku telah menderita penyakit POIS sejak melewati masa pubertas pada usia 16 tahun. POIS disebabkan oleh pria yang alergi terhadap air mani sendiri, baik melakukan kontak atau aliran hormon yang dilepaskan saat klimaks.
Meskipun penyebab pastinya belum jelas, para peneliti berspekulasi kondisi ini mungkin memengaruhi lebih banyak pria, tapi mereka tidak melaporkan gejalanya.
Kondisi ini pertama kali dilaporkan pada tahun 2002 silam. Rata-rata mereka mengalami gejala seperti pilek dan mata terbakar setelah ejakulasi.
Berdasarkan Laporan Kasus Urologi dari Men's Health Boston di Massachusetts, mengatakan bahwa pria itu telah menemukan beberapa dokter yang memberinya obat antidepresan dan anti-kecemasan.
Baca Juga: Rebus Kulit Pisang 10 Menit Lalu Minum, Rasakan 5 Manfaatnya pada Tubuh!
Ia juga melakukan penelitian online sendiri, lalu mencoba berbagai pola diet, konsumsi suplemen dan antihistamin tetapi tidak ada yang berhasil.
Setelah dirujuk ke Men's Health, ahli urrologi menemukan bahwa kadar testosteron pria itu rendah. Ternyata resposn tubuhnya lamban dalam mengisi hormon sks setiap kali ejakulasi.
Akhirnya, petugas medis meresepkan terapi penggantian human chorionic gonadotropin (hCG), yang disuntikkan tiga kali seminggu. HCG kadang-kadang disebut 'hormon kehamilan' karena perannya yang penting dalam menjaga kehamilan.
Tetapi pada pria, suntikan hormon dapat merangsang testis untuk menghasilkan lebih banyak testosteron. Kini setelah sembuh, pria itu lebih sering ejakulasi tanpa mengalami kelemahan, kecemasan, kabut otak dan malaise.
Pria itu mengaku ini adalah pertama kali dalam hidupnya mengalami orgasme tanpa konsekuensi fisik dan emosional sejak usia 16 tahun. Bahkan ia juga mengalami peningkatan suasana hati, energi keseluruhan dan libido.
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
Terkini
-
Belajar dari Kasus Ameena, Apakah Permen Bisa Membuat Anak Sering Tantrum?
-
Bukan Sekadar Gadget: Keseimbangan Nutrisi, Gerak, dan Emosi Jadi Kunci Bekal Sehat Generasi Alpha
-
Gerakan Kaku Mariah Carey saat Konser di Sentul Jadi Sorotan, Benarkah karena Sakit Fibromyalgia?
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?