Suara.com - Angka kejadian bronkitis di Indonesia hingga saat ini belum diketahui secara pasti. Tetapi, bronkitis merupakan bagian dari penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) yang diperkirakan ada 4,8 juta pasien pada 2013.
Menurut Kementerian Kesehatan RI, jumlah tersebut bisa semakin naik seiring banyaknya jumlah perokok, sebab, 90% pasien PPOK adalah perokok atau mantan perokok.
Bronkitis terbagi menjadi dua, akut dan kronis. Dari kedua jenis ini, yang dinilai dapat menular adalah bronkitis akut. Sedangkan bronkitis yang termasuk dalam PPOK adalah bronkitis kronis.
Dilansir Healthline, bronkitis akut paling sering disebabkan oleh infeksi yang berlangsung selama tujuh hingga 10 hari. Tetapi penderita dapat mengalami batuk selama berminggu-minggu setelah gejala awal berlalu.
Bronkitis akut umumnya dimulai sebagai infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) dan disebabkan oleh virus. Ada ratusan jenis virus yang dapat menyebabkan bronkitis.
Pada kasus yang jarang terjadi (kurang dari 10%), bronkitis akut dapat disebabkan oleh bakteri. Seperti bordetella pertussis, spesies Streptococcus, Mycoplasma pneumoniae, hingga Chlamydia pneumonia.
Penularan bronkitis akut dapat terjadi dari manusia ke manusia, melalui tetesan udara mikroskopis yang mengandung kuman dan diproduksi ketika seseorang yang terinfeksi berbicara, bersin atau batuk.
Virus dan bakteri penyebab penyakit ini dapat hidup di luar tubuh selama beberapa menit, jam, hingga berhari-hari, tergantung pada jenisnya.
Oleh karena itu, jika seseorang memegang benda yang terkena virus dan bakteri, mereka berisiko terinfeksi ketika menyentuh mata, hidung atau mulutnya.
Baca Juga: Ekki Soekarno Punya Riwayat Bronkitis, Apakah Ada Komplikasiya?
Jenis bronkitis ini dapat dengan mudah ditularkan ke orang dengan sistem kekebalan tubuh rendah seperti anak kecil dan orangtua, serta yang memiliki infeksi kronis.
Berita Terkait
-
Sudah Ada 10 Lokasi Keracunan MBG di Jakarta, Sebagian Besar Disebabkan karena Ini
-
Kasus Siswa Keracunan MBG di Jakarta Capai 60 Anak, Bakteri jadi Biang Kerok!
-
4 Virus dan Bakteri yang Bisa Picu Keracunan Makanan, Apa Saja?
-
Bahaya Bakteri Salmonella dan Bacillus Cereus, Biang Kerok Keracunan MBG di Jabar
-
Terobosan Baru! Bagaimana Bakteri Bisa Dipakai untuk Mendeteksi Mikroplastik?
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Sekelas Honda Jazz untuk Mahasiswa yang Lebih Murah
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 26 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 13 November: Klaim Ribuan Gems dan FootyVerse 111-113
- 5 Pilihan Bedak Padat Wardah untuk Samarkan Garis Halus Usia 40-an, Harga Terjangkau
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman New Balance untuk Jalan Kaki Jauh
Pilihan
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
Terkini
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda