Tiga institusi tersebut adalah Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan atau Balitbangkes, Lembaga Eijkman di Jakarta dan Lembaga Penyakit Tropis di Universitas Airlangga, Surabaya.
Ketiga institusi tersebut, kata Yuri, telah memiliki sertifikasi Biosecurity Level 2 dan 3 dari WHO.
"Oleh karena itu semua spesimen (sampel pasien) dari semua daerah dikirim ke salah satu dari tiga lab tersebut," tambahnya.
Untuk metode atau prosedur yang digunakan dalam menentukan apakah pasien betul terinfeksi atau tidak, ia mengatakan Indonesia telah menggunakan dua metode yaitu sequencing virus dan PCR virus.
Sebelum sampai pada tahap itu, Yuri mengatakan pihaknya tidak serta-merta melakukan swab sampel lendir dari semua pasien. Hanya pasien dengan kondisi klinis mendukung yang kemudian akan dilanjutkan dengan swab sampel lendir.
"Artinya tidak semua orang tiba-tiba diperiksa, ada klinis yang mendukung. Klinisnya ini adalah influenza berat, panas badan dan kemudian disertai gangguan pernafasan atau nafasnya tidak nyaman disertai batuk," tambahnya.
Itu pun, kata Yuri, belum cukup untuk membuat pasien serta-merta diambil sampel lendir atau dahak. Manakala kemudian sakit pasien diketahui penyebabnya, misal radang yang disebabkan bakteri, maka ia akan diberi antiobitik sebagai penangkal.
"Jika setelah intervensi antibiotik panasnya turun, pasti itu bukan virus. Kalau kemudian kita intervensi dengan antibiotik dan tidak merespon, maka kita mencurigai ini disebabkan virua dan pasien masuk dalam status pasien yang diawasi," terang Yuri.
Baca Juga: Indonesia Tak Bisa Deteksi Virus Corona? Ini Penjelasan Menko PMK
Ketika gejala pasien semakin nyata ddidukung dengan hasil lab yang menunjukan leukosit rendah dan adanya infeksi karena virus, maka pihak rumah sakit akan mengambil spesimen sekaligus pemberlakuan isolasi.
"Kita anggap dia sebagai pasien dengan status suspect, suspect dimaknai dugaan," tuturnya.
Indonesia juga hingga saat ini masih dinyatakan bebas wabah virus Corona.
Disampaikan oleh Yurianto, telah masuk 62 spesimen dengan hasil laboratorium yang menunjukan 59 spesimen dinyatakan negatif dan tiga spesimen lain masih dalam proses observasi lebih lanjut.
"Kita sudah menerima 62 spesimen. Dari 62 ini, 59 sudah ada hasilnhya negatif, tiga masih proses karena datang barengan," tutup Yuri.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
Dugaan Korupsi Miliaran Rupiah, Kejati DIY Geledah Kantor BUKP Tegalrejo Jogja
-
Fakta-fakta Gangguan MRT Kamis Pagi dan Update Penanganan Terkini
-
5 Mobil Bekas Pintu Geser Ramah Keluarga: Aman, Nyaman untuk Anak dan Lansia
-
5 Mobil Bekas di Bawah 100 Juta Muat hingga 9 Penumpang, Aman Bawa Barang
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
Terkini
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja
-
Mengubah Cara Pandang Masyarakat Terhadap Spa Leisure: Inisiatif Baru dari Deep Spa Group
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn