Suara.com - Waspada, Ibu Hamil Alami Sifilis Tingkatkan Risiko Anak Lahir Cacat
Sifilis adalah salah satu infeksi menular seksual (IMS) yang disebabkan oleh bakteri treponema pallidum. Berbahayanya, jika dibiarkan penyakit ini bisa menimbulkan kerusakan serius pada otak, sistem saraf, hingga jantung.
Yang lebih parah, sifilis bisa ditularkan dari ibu hamil ke janinnya. Jika sudah tertular, risikonya bayi bakal lahir prematur bahkan menyebabkan kecacatan.
"Pengetahuan masyarakat terhadap penyakit sifilis sampai saat ini masih minim termasuk tentang deteksi dini terhadap penyakit ini. Padahal Sifilis merupakan penyakit infeksi menular seksual yang dapat menyerang organ lainnya, seperti jantung, otak saraf, pada tahap lanjut di kemudian hari," ujar dr. Anthony Handoko, SpKK, FINDSV, CEO Klinik Pramudia di Jakarta Pusat, Rabu (12/2/2020).
"Disamping itu Sifilis dapat berpengaruh terhadap kehamilan, dapat menyebabkan kecacatan, dengan demikian harus dilakukan pemutusan rantai penularan penyakit ini," sambung dr. Anthony.
Di sisi lain Spesialis Kulit dan Kelamin RSCM Dr. dr. Wresti Indriatmi, SpKk(K), M.Epid menjabarkan penularan sifilis kepada anak bayi oleh ibu saat melahirkan, terjadi karena pada saat si bayi melewati jalan lahir dari vagina ibunya yang terdapat lesi atau luka dari sifilis.
Sifilis juga bisa menular melalui darah yang tercemar luka sifilis yang mengandung bakteri treponema pallidum yang mengenai kulit si anak, sehingga bakteri berkembang dengan pesat.
"Adapun masa inkubasi (penyakit sifilis) berkisar antara 10 hingga 90 hari, namun umumnya 21 hari," jelas Wresti.
Maka, yang terbaik adalah si ibu harus mengenal gejala khas sifilis seperti, luka pada genital (alat kelamin) yang tidak sakit dan terdapat ruam di bagian tubuh. Maka segeralah untuk berkonsultasi ke dokter.
Baca Juga: Cegah Stunting, Jokowi Naikkan Nilai Bansos untuk Ibu Hamil dan Balita
Ada baiknya juga saat dipastikan sifilis, segeralah lakukan tindakkan pengobatan untuk bisa disembuhkan mencegah persebaran bakteri yang nantinya menyerang janin. Tata laksananya ialah pemberian antibiotik penisilin, mengingat hingga saat ini bakteri treponema pallidim sensitif terhadap antibiotik tersebut.
Pemberian penisilin dapat melalui oral atau minum obat, suntik atau intramuskular dengan dosis yang berbeda-beda, tergantung stadium penyakit sifilis dan co-morbiditas atau penyakit penyerta.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Murah untuk Aktivitas Harian Pemula, Biaya Operasional Rendah
- 51 Kode Redeem FF Terbaru 8 Desember 2025, Klaim Skin Langka Winterlands dan Snowboard
- Shio Paling Hoki pada 8-14 Desember 2025, Berkah Melimpah di Pekan Kedua!
- 7 Rekomendasi Bedak Padat Anti Dempul, Makeup Auto Flawless dan Anti Cakey
- Sambut HUT BRI, Nikmati Diskon Gadget Baru dan Groceries Hingga Rp1,3 Juta
Pilihan
-
Rekomendasi 7 Laptop Desain Grafis Biar Nugas Lancar Jaya, Anak DKV Wajib Tahu!
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Sentuh Rp70 Ribu
-
Shell hingga Vivo sudah Ajukan Kuota Impor 2026 ke ESDM: Berapa Angkanya?
-
Kekhawatiran Pasokan Rusia dan Surplus Global, Picu Kenaikan Harga Minyak
-
Survei: Kebijakan Menkeu Purbaya Dongkrak Optimisme Konsumen, tapi Frugal Spending Masih Menguat
Terkini
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat
-
Di Balik Prestasi Atlet, Ada Peran Layanan Kesehatan yang Makin Krusial
-
Terobosan Baru Pengobatan Diabetes di Indonesia: Insulin 'Ajaib' yang Minim Risiko Gula Darah Rendah
-
Di Balik Krisis Penyakit Kronis: Mengapa Deteksi Dini Melalui Inovasi Diagnostik Jadi Benteng Utama?
-
Cara Mencegah Stroke Sejak Dini dengan Langkah Sederhana, Yuk Pelajari!
-
12 Gejala Penyakit ISPA yang Wajib Diwaspadai, Serang Korban Banjir Sumatra
-
Stop Gerakan Tutup Mulut! 3 Metode Ampuh Bikin Anak Lahap MPASI di Usia Emas
-
Bukan Hanya Estetika: Ini Terobosan Stem Cell Terkini yang Dikembangkan Ilmuwan Indonesia
-
Kolesterol Jahat Masih Tinggi, 80 Persen Pasien Jantung Gagal Capai Target LDL-C