Suara.com - Kanker yang termasuk penyakit tidak menular semestinya dapat dicegah dan diobati jika ditangani dengan cepat dan tepat. Tetapi, kanker justru menjadi salah satu faktor penyebab kematian tertinggi di Indonesia.
Sejak tahun 1990, angka penyebab kematian akibat penyakit tidak menular seperti kanker sudah cukup tinggi sekitar 37 persen. Angka ini pun terus meningkat dan lebih tinggi dari penyakit menular hingga 2015.
Menurut dr. Johan Kurnianda, SpPD-KHOM, Ketua PERHOMPEDIN Cabang Yogyakarta, tingginya angka kematian akibat kanker ini disebabkan oleh banyak hal, mulai gaya hidup, kurangnya aktivitas fisik, merokok hingga pola makan kurang sehat.
Johan Kurnianda juga menyebutkan beberapa jenis kanker yang paling sering terjadi di Indonesia. Kanker yang paling rentan menyerang perempuan mulai kanker payudara, kanker leher rahim dan kanker usus. Sedangkan pada pria, mulai kanker paru-paru, kanker usus dan kanker lambung.
"Yang memprihatinkan di Indonesia itu ya tiga jenis kanker ini, salah satunya kanker usus. Kalau di Kaukasia itu kanker usus termasuk penyakitnya orang lanjut usia. Tapi di Indonesia, kanker usus justru menyerang usia produktif di bawah usia 50 tahun," kata dr. Johan Kurnianda, Ketua PERHOMPEDIN Cabang Yogyakarta saat press conference, Jumat (14/2/2020).
Dokter Johan pun berpendapat kanker usus yang banyak menyerang orang usia produktif di Indonesia mungkin dipengaruhi oleh faktor risiko dan penyebabnya yang berbeda.
"Orang Indonesia punya pola risiko yang berbeda. Kalau di ras Kaukasia, kebanyakan kasus kanker usus mereka disebabkan oleh konsumsi daging merah. Tapi di Indonesia, kanker usus paling banyak menyerang golongan tidak mampu dan bukan karena daging merah. Tapi pemicunya masih dicari," jelasnya.
Karena itu, PERHOMPEDIN cabang Yogyakarta berupaya melakukan kegiatan edukatif agar kanker dapat dikenal dengan baik. Tidak hanya oleh pasien, penyintas maupun keluarga pasien, namun juga di kalangan masyarakat luas.
Dalam hal ini, PERHOMPEDIN cabang Yogyakarta dengan FKKMK UGM bekerjasama dengan pakar dari University of Leeds, Inggris untuk mewujudkannya.
Baca Juga: Lucinta Luna Depresi dan Kaki Bengkak, Efek Berhenti Minum Obat Penenang?
Adapun bentuk kerjasama antara UGM dan University of Leeds meliputi penelitian terkait dengan terapi kanker (khususnya kanker nasofaring yang paling sering terjadi pada pria), perawatan kanker, data untuk membaca tren kanker sampai digital health.
Dr. Matthew Allsop dari Leeds Institute of Health Science, University of Leeds, pakar dalam pembuatan teknologi digital yang berkaitan dengan penyebaran informasi kesehatan berpendapat digital health ini harapannya bisa mengoptimalkan sistem informasi untuk menunjang terapi maupun menyebarluaskan informasi tentang kanker.
Matthew Allsop juga berpendapat bahwa infeksi bisa menjadi salah satu penyebab atau pemicu kanker. Dalam hal ini, dr Johan juga berpikir demikian mengingat banyak orang Indonesia sering terkena disentri, TBC dan lainnya.
Selain itu, dokter Johan juga menyoroti kerentanan genetik yang berbeda antara orang Indonesia dengan orang ras Kaukasia. Karena itu, UGM bersama University of Leeds akan menelitinya.
Berita Terkait
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?
-
HPV Masih Jadi Ancaman, Kini Ada Vaksin Generasi Baru dengan Perlindungan Lebih Luas
-
Acil Bimbo Tutup Usia 82 Tahun, Indonesia Kehilangan Maestro Musik Religi
-
7 Tanda Awal Kanker Kulit yang Sering Diabaikan, Wajib Kamu Waspadai!
-
Bikin Cemas Se-Indonesia, Vidi Aldiano Ungkap Kondisi Terkini: Insya Allah Baik-Baik Aja
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
- Viral Murid SD Kompak Tolak Makan Gratis, Anak-Anak Jujur Masalahnya di Menu?
Pilihan
-
3 Kontroversi Purbaya Yudhi Sadewa di Tengah Jabatan Baru sebagai Menteri
-
Indonesia di Ujung Tanduk, Negara Keturunan Jawa Malah Berpeluang Lolos ke Piala Dunia 2026
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaru September 2025
-
IHSG Jeblok Hingga 1 Persen di Sesi I Perdagangan Selasa Setelah Sertijab Menteri Keuangan
-
19 Tewas di Aksi Demo Anti Korupsi, Eks Persija Jakarta: Pemerintah Pembunuh!
Terkini
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?
-
Skrining BPJS Kesehatan: Panduan Lengkap Deteksi Dini Penyakit di Tahun 2025
-
Surfing Jadi Jalan Perempuan Temukan Keberanian dan Healing di Laut
-
Bayi Rewel Bikin Stres? Rahasia Tidur Nyenyak dengan Aromaterapi Lavender dan Chamomile!
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!
-
HPV Masih Jadi Ancaman, Kini Ada Vaksin Generasi Baru dengan Perlindungan Lebih Luas
-
Resistensi Antimikroba Ancam Pasien, Penggunaan Antibiotik Harus Lebih Cerdas
-
Ini Alasan Kenapa Donor Darah Tetap Relevan di Era Modern
-
Dari Kegelapan Menuju Cahaya: Bagaimana Operasi Katarak Gratis Mengubah Hidup Pasien