Suara.com - James Scott, pria 57 tahun ini menderita kondisi yang menyakitkan akibat kecelakaan di tempat kerjanya 4 tahun lalu. Saat itu James kejatuhan 1,5 ton gelas di pinggulnya yang berujung menimbulkan ereksi permanen.
Karenanya, pria asal Glasgow ini menderita 4 luka di daerah pangkal pahanya, patah tulang di bagian bawah tulang belakang, memiliki laserasi pada kedua kakinya dan uretranya tersumbat.
James pun terpaksa menjalani operasi besar untuk memperbaiki masalah penisnya 2 tahun lalu. Tetapi, operasinya menyebabkan komplikasi lebih lanjut dan mengalami ereksi permanen.
Sehingga ia harus menjalani operasi lebih banyak dalam upaya untuk mengatasi kondisinya, yakni dengan cara memasukkan batang logam ke penisnya.
James pun merasa kesakitan dengan ereksi permanennya. Ia juga merasa seperti berada di tahanan rumahnya sendiri karena tidak bisa memakai celana panjang dan beraktivitas akibat ereksinya.
"Saya sekarang mengalami ereksi permanen yang sangat menyakitkan. Aku sudah tidak tahan menahannya dan menyentuhnya. Bahkan aku tidak bisa mengenakan pakaian," kata James dikutip oleh The Sun.
James mengatakan ia tidak bisa lagi mengunjungi putrinya yang berusia 9 tahun karena kondisinya. Ia pun mengatakan petugas medis juga menolak datang ke rumah untuk mengatasi masalahnya.
Staf medis mengatakan bahwa dokter sedang libur dan tidak ada dokter laki-laki yang bisa datang ke rumah James. Padahal James meyakini kalau selalu ada dokter laki-laki dan wanita yang berjaga untuk memeriksa pasien.
Juru bicara NHS Greater Glasgow dan Clyde pun menyarankan agar semua orang yang mengalami gejala buruk setelah operasi, segera memanggil pertolongan darurat dan mendapat tindakan tepat.
Baca Juga: Takut Kemampuannya Hilang, Wanita Ini Main Biola saat Operasi Tumor Otak
Ereksi permanen yang dialami oleh James juga disebut priapism. Priapism adalah ereksi menyakitkan jangka panjang yang bisa menyebabkan kerusakan permanen pada penis jika tak ditangani cepat.
Kondisi ini mungkin membaik dengan sendirinya dalam kurun waktu 2 jam. Perawatan cepat untuk priapism biasanya diperlukan untuk mencegah kerusakan jaringan yang bisa mengakibatkan disfungsi ereksi permanen.
Priapism paling sering menyerang pria berusia 30 tahunan atau lebih tua. Dalam kasus ini, James pun sudah berusia 30 tahun lebih.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis