Suara.com - Ketua Ikatan Dokter Indonesia atau IDI, Daeng M Faqih, meminta agar fasilitas kesehatan tingkat pertama seperti Puskesmas tingkat kecamatan aktif melakukan deteksi dini infeksi virus corona covid-19.
Daeng menyebut, saran ini berdasarkan kekhawatirannya akan pintu masuk negara yang masih terbuka sebelum Organisasi Kesehatan Dunia, WHO, menyatakan covid-19 sebagai kegawatdaruratan atau public health emergency of international concern.
"Contoh di Bali saja saya dilaporin KKP di Bali itu tiap hari (ada) tiga kali penerbangan langsung Wuhan-Bali (sebelum deklarasi WHO). Dan satu-satunya alat kita di pintu masuk itu thermal detector. Deteksinya itu hanya thermal (panas)," kata Daeng saat Diskusi Publik di Kantor Centre for Dialogue and Cooperation among Civilizations (CDCC) Jakarta, Kamis (20/2/2020).
Hal yang menjadi masalah, lanjut Daeng, adalah adanya masa inkubasi virus selama 14 hari.
Apabila seseorang lolos detektor panas tapi tak menunjukkan gejala, namun baru menunjukkan gejala di hari ke-10, itu artinya orang tersebut berada di tengah masyarakat dalam kondisi membawa virus di dalam tubuh dan memungkinkan terjadinya penularan saat 'lolos' dari deteksi.
Oleh karena itu, ia kembali menekankan pentingnya puskesmas-puskesmas untuk secara aktif melakukan deteksi dini di masyarakat. Ia juga menyebut sudah menyampaikan saran ini kepada instansi pemerintah terkait.
"Sebenarnya memang pemerintah ini mampu, karena punya puskesmas di seluruh kecamatan. Kalau bisa sebenarnya dilakukan aktif deteksi dini. Dan itu bisa. Karena penyakit-penyakit lain pun bisa. Tolonglah yang puskesmas-puskesmas itu melakukan deteksi dini secara aktif untuk menutup kemungkinan yang melewati thermal detector itu tidak terdeteksi tapi setelah di kampungnya dia menimbulkan gejala," pungkas Daeng.
Seperti diberitakan sebelumnya, hingga saat ini belum ditemukan resmi kasus positif infeksi virus corona covid-19 di Indonesia. Berbagai usaha telah dilakukan pemerintah sebagai upaya pencegahan dan pengendalian wabah yang telah merenggut ribuan nyawa tersebut.
Baca Juga: Cegah Efek Losion Pemutih Abal-abal, Ini 5 Tips Beli Kosmetik Online
Berita Terkait
Terpopuler
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- 7 Sepatu Murah Lokal Buat Jogging Mulai Rp100 Ribuan, Ada Pilihan Dokter Tirta
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Seluruh Gubernur Wajib Umumkan Kenaikan UMP 2026 Hari Ini
-
Indosat Gandeng Arsari dan Northstar Bangun FiberCo Independent, Dana Rp14,6 Triliun Dikucurkan!
-
Kredit Nganggur Tembus Rp2,509 Triliun, Ini Penyebabnya
-
Uang Beredar Tembus Rp9891,6 Triliun per November 2025, Ini Faktornya
-
Pertamina Patra Niaga Siapkan Operasional Jelang Merger dengan PIS dan KPI
Terkini
-
Ketika Anak Muda Jadi Garda Depan Pencegahan Penyakit Tak Menular
-
GTM pada Anak Tak Boleh Dianggap Sepele, Ini Langkah Orang Tua untuk Membantu Nafsu Makan
-
Waspada! Pria Alami Sperma Kosong hingga Sulit Punya Buat Hati, Dokter Ungkap Sebabnya
-
Standar Global Layanan Kesehatan Kian Ditentukan oleh Infrastruktur Rumah Sakit
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia