Suara.com - Pemerintah Indonesia terus melakukan penelusuran terkait Warga Negara Jepang yang didiagnosis positif terinfeksi virus corona covid-19 sepulang dari liburan singkat di Bali.
Diceritakan oleh Sekretaris Ditjen P2P Kemenkes RI, Achmad Yurianto, pasien tersebut berjenis kelamin laki-laki, berusia 60 tahun dan didiagnosis dengan penyakit 'Sars Corona virus tipe 2 atau SARS-Cov Tipe-2' setelah berobat di rumah sakit Jepang pada 22 Febuari 2020.
Ketika disinggung lebih lanjut oleh media mengenai perbedaan antara SARS-Cov Tipe-2 dengan Corona Covid-19, Yurianto memiliki pembelaan tersendiri.
"Di referensi WHO mengatakan bahwa SARS-COV Tipe 2 itu virusnya, Covid-19 itu nama penyakitnya. Kalau mau dibedakan silahkan dibedakan tapi saya juga punya referensi bahwa SARS-COV Tipe 2 merupakan bentuk mutasi gen, bentuk perubahan yang dari penyebab pertama yang dulu disebut 2019-nCoV," kata Yurianto melalui siaran teleconference di Kantor Kemenkes RI, Jakarta, Selasa (25/2/2020).
Yurianto juga tak menapik adanya pendapat bahwa SARS-Cov Tipe-2 merupakan 'bentuk mutakhir' dari Covid-19.
Sebab, kata Yurianto, pada beberapa kasus ada pasien yang positif terinfeksi virus corona tapi tanpa gejala atau mengalami gejala, tetapi sangat minim.
Ia juga menyebut bahwa pemerintah Jepang ada yang menggunakan terminologi SARS-Cov Tipe-2, tapi ada juga yang menggunakan istilah Covid-19. "Dua-dua referensinya ada dan kami tidak akan memperdebatkan nama, tapi bagaimana surveilans aktif dilakukan," tambah Yurianto
Atas dasar tersebut, pihak Kemenkes RI akan melakukan konsultasi dalam menyikapi ancaman virus corona tersebut.
Kemenkes juga langsung berkoordinasi dengan pemerintah provinsi Bali dengan melakukan contact tracing terutama hotel yang ditempati warga Jepang tersebut dan keluarganya selama berlibur di Bali.
Baca Juga: Apakah Covid-19 dan Coronavirus SARS-2 Berbeda?
Hingga saat ini, tambah Yurianto, tidak ada peningkatan kasus dugaan virus corona covid-19 di Bali paska kedatangan wisatawan Jepang tersebut. Meski demikian, pemerintah Indonesia tetap akan melakukan contact tracing hingga 14 hari ke depan.
"Beberapa waktu lalu kita kontak lagi dengan otoritas Jepang terkait bagaimana keluarga yang menyertai dia. Ternyata tidak mengalami sakit apa pun. Dan terakhir keadaannya sudah makin membaik," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Fakta Menarik Skuad Timnas Indonesia Jelang Duel Panas Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 27 September 2025, Kesempatan Raih Pemain OVR 109-113
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
Pilihan
-
Daftar 46 Taipan yang Disebut Borong Patriot Bond Danantara, Mulai Salim, Boy Thohir hingga Aguan
-
Pilih Gabung Klub Antah Berantah, Persis Solo Kena Tipu Eks Gelandang Persib?
-
Tema dan Pedoman Peringatan Hari Kesaktian Pancasila 2025
-
Emas Antam Tembus Level Tertinggi Lagi, Hari Ini Dibanderol Rp 2.234.000 per Gram
-
Tata Cara Menaikkan Bendera Setengah Tiang dan Menurunkan Secara Resmi
Terkini
-
Risiko Serangan Jantung Tak Pandang Usia, Pentingnya Layanan Terpadu untuk Selamatkan Nyawa
-
Bijak Garam: Cara Sederhana Cegah Hipertensi dan Penyakit Degeneratif
-
HD Theranova: Terobosan Cuci Darah yang Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal
-
Stres Hilang, Jantung Sehat, Komunitas Solid: Ini Kekuatan Fun Run yang Wajib Kamu Coba!
-
Jantung Sehat di Usia Muda: 5 Kebiasaan yang Wajib Kamu Tahu!
-
Infeksi Silang di Rumah Sakit? Linen Medis Antivirus Ini Jadi Solusi!
-
Golden Period Jadi Kunci, RS Ini Siapkan Layanan Cepat Tangani Stroke
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja