Suara.com - Raffi Ahmad dan Nagita Slavina yang baru beberapa hari pulang dari keliling dunia membawa kabar menyedihkan. Raffi Ahmad memberi tahu bahwa istrinya baru saja keguguran calon anak keduanya melalui Youtube.
Awalnya, Raffi memberi tahu bahwa istrinya sudah hamil 1 bulan sebelum pulang ke Indonesia. Tetapi, mereka belum sempat untuk konsultasi ke dokter.
"Jadi kemarin tuh sebenarnya sudah isi satu bulan, udah test pack hasilnya positif, mungkin karena kecapekan. Belum rezekinya," kata Nagita Slavina.
Ketika hendak ke dokter, Nagita Slavina justru mengalami flek. Saat itulah artis sapaan Gigi ini mulai meyadari dirinya keguguran karena darah yang keluar semakin banyak.
Sementara itu, Raffi Ahmad menduga Gigi mengalami keguguran karena sempat pijat begitu tiba di Jakarta. Raffi Ahmad terlihat menyesal karena lupa mengingatkan istrinya agar hati-hati.
"Pas kita baru nyampe Jakarta, sebenarnya Gigi itu sudah hamil. Tapi Gigi itu dipijit, diurut. Aku juga teledor sih, aku lupa mau ngasih tahu. Jadi pas nyampe sini langsung pijit pagi hari," kata Raffi Ahmad.
Tetapi, apakah pijat saat hamil bisa menyebabkan keguguran?
Sebenarnya dilansir dari Evolution Health Service, tidak ada bukti ilmiah yang mendukung bahwa pijatan bisa menyebabkan keguguran. Tetapi, pijat saat hamil memang tidak bisa dilakukan sembarangan.
Ibu hamil bisa melakukan pijat, asalkan perawatan di bawah terapis berpengalaman dan metode pijat memang dikhususkan untuk kehamilan. Sehingga pijat kehamilan tidak hanya aman, tetapi juga bermanfaat untuk ibu hamil dan calon bayi.
Baca Juga: Cece Mylisa Sanny Meninggal karena Praleukimia, Waspadai Tanda-tandanya!
Keguguran memang sering terjadi setelah pijat. Namun, pijat bukanlah penyebab paling umum keguguran. Kondisi ini bisa terjadi karena embrio tidak normal secara kromosom dan tidak bisa hidup.
Sehingga, pijat tubuh bukan satu-satunya penyebab ibu hamil keguguran. Berbeda dengan pijat refleksi, Ibu hamil memang perlu hati-hati ketika melakukan perawatan ini.
Pada dasarnya dilansir oleh Hello Sehat, pijat refleksi bertujuan menekan titik-titik di telapak tangan dan kaki yang berhubungan langsung dengan organ, kelenjar dan bagian penting dari tubuh.
Tapi, tekanan pada titik tertentu bisa merangsang dan menstimulasi semua bagian tubuh, seperti meningkatkan produksi hormon, memperlancar sirkulasi darah hingga membuat mood stabil.
Namun, para ahli medis China mengatakan pijat refleksi juga bisa menyebabkan kontraksi pada ibu hamil. Karena itu, pijat ini tidak disarankan untuk ibu hamil yang masih di bawah 38 minggu, yang berisiko mengalami kehamilan prematur dan keguguran.
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- Promo Superindo Hari Ini 10-13 November 2025: Diskon Besar Awal Pekan!
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
Pilihan
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
-
Cetak 33 Gol dari 26 Laga, Pemain Keturunan Indonesia Ini Siap Bela Garuda
-
Jawaban GoTo Usai Beredar Usul Patrick Walujo Diganti
-
Waduh, Rupiah Jadi Paling Lemah di Asia Lawan Dolar Amerika Serikat
-
Tekad Besar Putu Panji Usai Timnas Indonesia Tersingkir di Piala Dunia U-17 2025
Terkini
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda
-
Kesehatan Perempuan dan Bayi jadi Kunci Masa Depan yang Lebih Terjamin
-
8 Olahraga yang Efektif Menurunkan Berat Badan, Tubuh Jadi Lebih Bugar
-
Cara Efektif Mencegah Stunting dan Wasting Lewat Nutrisi yang Tepat untuk Si Kecil
-
Kisah Pasien Kanker Payudara Menyebar ke Tulang, Pilih Berobat Alternatif Dibanding Kemoterapi
-
Pengobatan Kanker dengan Teknologi Nuklir, Benarkah Lebih Aman dari Kemoterapi?
-
Data BPJS Ungkap Kasus DBD 4 Kali Lebih Tinggi dari Laporan Kemenkes, Ada Apa?