Suara.com - Sebuah penelitian di China beberapa waktu lalu mengungkapkan bahwa banyak dari pasien positif Covid-19 di negaranya adalah perokok. Sehingga perokok menempati posisi yang berisiko tinggi tertular virus tersebut.
Bagaimana dengan vape? Banyak pakar dan ahli yang menyebutkan tak ada bedanya dengan perokok, vape juga berisiko tinggi.
Hal ini disebabkan karena keduanya sama-sama merusak paru-paru dan membuatnya sulit untuk melawan Covid-19.
Dikutip dari Healthline, Dr Albert Rizzo, kepala medis dari American Lung Association menulis di dalam situs organisasinya bahwa vaping atau merokok dapat melemahkan kemampuan seseorang untuk pulih dari virus corona.
"Yang kami tahu pasti adalah merokok dan vaping menyebabkan kerusakan pada paru-paru, mengakibatkan jaringan paru terinflamasi, rapuh, dan rentan terhadap infeksi," katanya.
Ada banyak kekhawatiran mengenai masalah kesehatan jangka panjang yang disebabkan oleh vaping, tapi karena prakteknya sendiri belum lama muncul untuk memberikan bukti jangka panjang.
Sama halnya seperti Covid-19 yang baru pada bulan Desember muncul di Wuhan, China. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi dari virus corona yang bernama SARS-CoV-2.
Maka dari itu hal ini menjadikan efek dari vaping dan merokok dengan Covid-19 menjadi tantangan tersendiri bagi para peneliti.
"Hingga kini belum ada bukti. Walau begitu, hal ini sangat sulit untuk dilacak karena masih belum memiliki kode ICD-10 (versi terbaru dari International Statistical Classification of Diseases) untuk menunjukkan pasien mana yang melakukan vape dan mana yang tidak," kata Dr Laura Crotty Alexander, profesor kedokteran di Divisi ulmonary Critical Care and Sleep dari University of California San Diego.
Baca Juga: Tenaga Medis Positif Corona saat Hamil, IDI: Bisa Ganggu Pertumbuhan Janin
Ia menambahkan, banyak juga tenaga medis yang tidak bertanya spesifik soal perilaku vaping pasien.
Dr Alexander mengatakan adanya data yang menunjukkan bahwa menghirup bahan kimia dasar yang aerosol vaping seperti propylene glycol dan gliserin membuat penggunanya memiliki peningkatan risiko terkena infeksi paru saat mengidap flu.
Hingga kini masih belum diketahui apakah Covid-19 berdampak pada vape berbeda dengan perokok lainnya. Akan tetapi, secara umum penting untuk dicatat seberapa besar merokok dapat berdampak pada kemampuan Anda untuk melawan infeksi pernapasan.
"Kedua perilaku tersebut meningkatkan risiko seseorang mengalami penyakit parah," tambah Dr. Dean Drosnes, direktur medis di Caron Treatment Centers Pennsylvania.
Kemungkinan besar, lanjutnya, riwayat melakukan vaping berat dapat membuat seseorang semakin rentan terhadap Covid-19. Orang yang melakukan vape secara berat merusak paru-paru mereka dan tak menyadari hingga mereka terkena infeksi, seperti kerusakan pada sistem pernapasan mereka, mirip Covid-19.
"Bagi mereka yang telah meninggal karena Covid-19, bantuan ventilator tidaklah cukup. Jumlah partikel virus yang telah mencapai paru-paru, strain genetik dari virus tersebut, dan faktor tak diketahui lainnya berdampak pada keparahan tiap kasus," kata Dr Drosnes.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat
-
Di Balik Prestasi Atlet, Ada Peran Layanan Kesehatan yang Makin Krusial