Suara.com - Pandemi Covid-19 dan pembatasan wilayah telah membatasi ruang gerak manusia. Tak heran jika pada akhirnya segala aktivitas dan kebutuhan pun jadi banyak bergantung pada gawai.
Bekerja, sekolah, menyapa keluarga dan kerabat jauh, bahkan hingga ikut kelas olahraga harus menggunakan platform panggilan video untuk tetap terhubung. Pada akhirnya, pandemi ini memaksa banyak orang menambah waktu penggunaan mereka dengan ponsel ataupun laptop.
Kabar buruknya, paparan layar gawai yang terlalu sering dapat berakibat buruk pada kesehatan mental.
Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal JAMA Paediatrics, Juli 2019, menyimpulkan bahwa anak-anak muda yang menghabiskan lebih banyak waktu di depan layar gawai lebih cenderung menunjukkan gejala depresi.
Namun, penelitian lain yang diterbitkan beberapa bulan sebelumnya oleh para peneliti di University of Oxford menemukan bahwa menggunakan perangkat seperti smartphone, tablet, dan laptop masih tidak lebih buruk bagi kesehatan mental remaja daripada mereka yang makan lebih kentang goreng terlalu banyak.
Namun, melihat kenyataan pandemi saat ini banyak orang menggunakan perangkat digital mereka untuk berkomunikasi dengan orang lain, bagaimana cara mengelola waktu agar tidak terpapar cahaya layar terlalu berlebihan?
Dr. Alice Good, dosen senior di School of Computing di University of Portsmouth, menjelaskan bahwa pembatasan ruang bergerak saat ini dapat berdampak buruk pada kesehatan mental. Karena beberapa orang mungkin merasa semakin terisolasi di lingkungan mereka.
Oleh sebab itu, platform jejaring sosial menjadi jalan keluar agar kehidupan tetap terhubung.
"Kita harus mempertimbangkan bukan berapa lama penggunaan waktu layar yang kita miliki, tetapi bagaimana kita memilih untuk menggunakannya," kata Dr Good melansir dari laman Independent, Kamis (16/4/2020).
Baca Juga: Jaga Kesehatan Mental, Orangtua Jadi Benteng Anak Agar Tidak Stres
Ia menambahkan bahwa banyak orang, termasuk dirinya sendiri, harus melakukan lebih banyak pekerjaan dari ponsel mereka dibandingkan sebelumnya.
“Beginilah keadaannya saat ini,” kata Dr. Good.
Meskipun demikian, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan bahwa orang-orang harus mencoba untuk mengatur jarak waktu menatap layar gawai setiap hari. Pertimbangkan waktu istirahat secara rutin dari kegiatan di depan layar.
Selain itu, orangtua juga harus menemukan cara-cara efektif untuk menjaga anak-anak mereka memiliki aktivitas selama masa karantina.
Becca Cawthorne, petugas komunikasi senior di Childnet International, mitra di UK Safer Internet Centre, mengatakan bahwa menjadi tugas orangtua dan wali murid untuk memikirkan apa yang harus dilakukan anak-anak secara online selama belajar dari rumah.
“Selama masa pandemi ini, dapat dimengerti bahwa waktu online anak-anak akan meningkat secara signifikan dan bahwa ini dapat menimbulkan kekhawatiran,” kata Cawthorne.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Bedak Viva Terbaik untuk Tutupi Flek Hitam, Harga Mulai Rp20 Ribuan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- Mulai Hari Ini! Sembako dan Minyak Goreng Diskon hingga 25 Persen di Super Indo
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Sekelas Brio untuk Keluarga Kecil
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
Pilihan
-
Prediksi Timnas Indonesia U-17 vs Zambia: Garuda Muda Bidik 3 Poin Perdana
-
Harga Emas Hari Ini di Pegadaian Kompak Stagnan, Tapi Antam Masih Belum Tersedia
-
Jokowi Takziah Wafatnya PB XIII, Ungkap Pesan Ini untuk Keluarga
-
Nasib Sial Mees Hilgers: Dihukum Tak Main, Kini Cedera Parah dan Absen Panjang
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
Terkini
-
Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan soal Infertilitas Pria dan Solusinya
-
Mitos atau Fakta: Biopsi Bisa Bikin Kanker Payudara Menyebar? Ini Kata Ahli
-
Stroke Mengintai, Kenali FAST yang Bisa Selamatkan Nyawa dalam 4,5 Jam!
-
Dari Laboratorium ITB, Lahir Teknologi Inovatif untuk Menjaga Kelembapan dan Kesehatan Kulit Bayi
-
Manfaatkan Musik dan Lagu, Enervon Gold Bantu Penyintas Stroke Temukan Cara Baru Berkomunikasi
-
Gerakan Peduli Kanker Payudara, YKPI Ajak Perempuan Cintai Diri Lewat Hidup Sehat
-
Krisis Iklim Kian Mengancam Kesehatan Dunia: Ribuan Nyawa Melayang, Triliunan Dolar Hilang
-
Pertama di Indonesia: Terobosan Berbasis AI untuk Tingkatkan Akurasi Diagnosis Kanker Payudara
-
Jangan Abaikan! SADANIS: Kunci Selamatkan Diri dari Kanker Payudara yang Sering Terlewat
-
Langkah Krusial Buat Semua Perempuan, Gerakan Nasional Deteksi Dini Kanker Payudara Diluncurkan