Suara.com - Imbau Rumah Tanpa Rokok Demi Cegah Corona Covid-19, YLKI Ungkap Alasannya
Imbauan untuk berada di rumah aja termasuk untuk belajar dan bekerja (work from home), anak-anak berada dalam posisi rentan ketika orangtuanya masih melakukan aktivitas merokok di rumah.
"Ayah yang perokok kemudian melanjutkan aktivitas rokoknya di dalam rumah, sehingga memapari lingkungan rumah termasuk ada yang bayi atau balita," ujar Seto Mulyadi dari Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) dalam konferensi pers online Tobacco Control IPM, Kamis (16/4/2020).
Hal ini menjadi satu keresahan. Menurutnya, merokok telah banyak dikaitkan oleh sejumlah studi dan pakar menjadi faktor risiko terbesar dari penyakit virus corona yang tengah menjadi pandemi ini.
Oleh karena itu, dalam kesempatan yang sama, Tulus Abadi menyatakan usulan kepada Presiden RI Joko Widodo untuk merevisi PP 109 tahun 2012 yang mengatur tentang Kawasan Tanpa Rokok (KTR) agar memasukkan rumah sebagai salah satu KTR.
"Kita minta dengan adanya fenomena Covid-19 di mana kita menjadi korban asap rokok di rumah, maka rumah harus juga dijadikan sebagai KTR. jadi rumah yang terbebas dari asap rokok," kata Ketua Umum Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) ini.
Sehingga dengan begitu potensi anak-anak terkena paparan asap rokok dan risiko tinggi terkena Covid-19 bisa dikendalikan dan mengurangi jumlah pasien positif.
"Kita mendesak Presiden agar merevisi PP 109 tahun 2012 yang terkait dengan KTR," tegasnya kembali.
Hadir pula Dr Supriyatiningsih, M.Kes, Sp.OG, Presidium Gerakan Kesehatan Ibu dan Anak Indonesia (GKIA) yang menuturkan beberapa hasil studinya bersama peneliti di Jerman.
Ditemukan bahwa kelompok pasien Corona Covid-19 yang berada di bawah usia 60 tahun membuat Jerman kewalahan menyediakan ventilator karena sebagian besar pasien berasal dari kalangan perokok.
"Baik perokok di masa sekarang maupun mantan perokok," tutur perempuan yang akrab dipanggil Upi tersebut.
Ia juga mengimbau kepada pemerintah untuk secepatnya memberikan proteksi terhadap kelompok rentan termasuk perokok supaya pandemi ini bisa diturunkan kurva kesakitannya. Dan juga untuk mencegah pandemi ini tidak berulang dengan sangat progresif.
"Banyaknya studi yang mengatakan bahwa belum tentu pandemi ini akan hilang dan tidak akan terjadi lagi di muka bumi ini," tandasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Timbangan Bukan Segalanya: Rahasia di Balik Tubuh Bugar Tanpa Obsesi Angka
-
Terobosan Baru Atasi Kebutaan: Obat Faricimab Kurangi Suntikan Mata Hingga 75%!
-
5 Pilihan Obat Batu Ginjal Berbahan Herbal, Aman untuk Kesehatan Ginjal dan Ampuh
-
Catat Prestasi, Tiga Tahun Beruntun REJURAN Indonesia Jadi Top Global Distributor
-
Mengenal UKA, Solusi Canggih Atasi Nyeri Lutut dengan Luka Minimal
-
Indonesia di Ambang Krisis Dengue: Bisakah Zero Kematian Tercapai di 2030?
-
Sakit dan Trauma Akibat Infus Gagal? USG Jadi Solusi Aman Akses Pembuluh Darah!
-
Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan soal Infertilitas Pria dan Solusinya
-
Mitos atau Fakta: Biopsi Bisa Bikin Kanker Payudara Menyebar? Ini Kata Ahli
-
Stroke Mengintai, Kenali FAST yang Bisa Selamatkan Nyawa dalam 4,5 Jam!