Suara.com - Sampai sekarang belum ada obat yang disetujui bisa mengatasi virus corona Covid-19. Sehingga tim medis berusaha untuk meringankan gejala dan merawat pasien virus corona Covid-19 berdasarkan kelompok yang ringan hingga berat.
Namun, sebuah penelitian menemukan adanya risiko koinfeksi pada pasien corona Covid-19. Kondisi ini justru akan memberatkan rumah sakit beserta tim medis karena banyaknya pasien.
Banyak penelitian dilansir oleh Scientific American, telah menemukan bahwa sejumlah besar pasien corona Covid-19 yang menjalani perawatan di rumah sakit telah mengembangkan koinfeksi bakteri sekunder yang berbahaya, seperto pneumonia bakteri dan sepsis.
Dalam kondisi ini, tes diagnostik cepat yang mengidentifikasi adanya infeksi bakteri atau jamur dan patogen resisten terhadap obat sangat berperan penting. Supaya, tenaga medis lebih tanggap kesehatan masyarakat di tengah pandemi virus corona Covid-19.
Perlu dipahami koinfeksi bakteri seperti pneumonia bakteri termasuk ancaman serius bagi pasien virus corona Covid-19. Koinfeksi ini bisa membuat kondisi mereka semakin parah dan komplikasinya mematikan.
Sebagian besar yang berisiko koinfeksi bakteri adalah orang dewasa tua dan mereka yang memiliki riwayat penyakit kronis. Karena, orang dalam golongan tersebut cenderung menjalani perawatan medis di rumah sakit dalam jangka waktu lama dan butuh alat bantu ventilator.
Ketika seseorang yang terinfeksi virus corona Covid-19 dalam kondisi kritis, maka ia akan lebih lama menjalani perawatan intensif di rumah sakit. Kondisi ini sekaligus akan meningkatkan risikonya terhadap infeksi bakteri sekunder.
Perkiraan satu dari tujuh pasien virus corona Covid-19 akan mengalami infeksi sekunder saat menjalani perawatan intensif di rumah sakit.
Penelitian terpisah menemukan bahwa hanya sekitar 50 persen kematian pasien disebabkan oleh virus corona Covid-19 itu sendiri. Sedangkan 50 persen lainnya juga disebabkan oleh infeksi sekunder.
Baca Juga: Terjebak Lockdown, Suami Frustrasi Tahu Istrinya Hamil Anak Orang Lain
Saat rumah sakit mengamati praktik pengendalian infeksi yang ketat, koinfeksi virus dan bakteri mudah terjadi. Lalu menginfeksi banyak pasien yang dirawat di satu ruangan sama dan oleh staf medis yang sama.
Apalagi pasien virus corona Covid-19 yang paling parah pasti akan membutuhkan ventilator. Tindakan ini memang termasuk prosedur penyelamatan pasien, tapi akan memperburuk risiko infeksi bakteri bila digunakan dalam jangka waktu lama.
Namun, ada satu cara yang bisa dilakukan oleh profesional medis untuk mengatasi dan mencegah koinfeksi adalah melakukan tes untuk spektrum luas patogen bakteri dan penanda resistensi antibiotik ketika tes corona Covid-19.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
Terkini
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat
-
Di Balik Prestasi Atlet, Ada Peran Layanan Kesehatan yang Makin Krusial