Suara.com - Ahli kesehatan telah menyarankan semua orang selalu mengenakan masker kain sebagai perlindungan tambahan dari virus corona Covid-19.
Tetapi, beberapa orang mungkin masih ragu masker kain sanggup melindungi dirinya dari virus corona Covid-10 atau tidak. Oleh karenanya, banyak orang masih ragu untuk memakai.
Lembaga Kesehatan Masyarakat Inggris sendiri menyatakan bahwa masker wajah bukan cara yang efetif untuk melindungi diri dari virus.
Sedangkan, beberapa negara lain termasuk Slovenia dan Austria menuntut masyarakatnya untuk mengenakan masker ketika keluar rumah.
Dr Ben Killingley, seorang Dokter Penyakit Menular di Rumah Sakit Whittington berusaha menjelaskan pro dan kontra mengenai penggunaan masker bagi masyarakat di tengah pandemi.
"Dalam keadaan yang tepat, masker sangat membantu untuk mengurangi penularan infeksi. Penggunaan masker pun sangat dianjurkan bagi petugas medis," kata Dr Killingley dikutip dari mirror.co.uk.
Namun, Dr Killingley mengatakan bahwa ada dua cara menggunakan masker bagi masyarakat umum yang perlu diketahui.
Pertama, orang yang terinfeksi virus corona Covid-19 bisa memakai masker medis untuk mengurangi risiko penularan virus ke orang lain.
"Ada beberapa bukti yang mendukung dan cara ini sangat direkomendasikan. Misalnya, seseorang mengalami gejala infeksi virus, maka wajib menggunakan masker untuk membantu mencegah penularan kepada orang yang rentan," jelasnya.
Baca Juga: Blibli Galang Sumbangan Masker Kain untuk Masyarakat
Orang yang sakit juga perlu menjaga jarak sosial, mengisolasi diri di dalam rumah dan selalu mencuci tangan untuk mencegah penularan ke orang lain.
Sedangkan, penggunaan masker pada orang sehat bisa membantu menghindari infeksi virus corona Covid-19, terutama orang yang paling rentan.
Penelitian pada sekelompok anggota rumah tangga yang berusaha melindungi dirinya dari anggota keluarga yang terinfeksi influenza menemukan masker tidak bisa membantu menghindari keseluruhan.
"Alasannya mungkin banyak orang tidak terbiasa menggunakan masker dalam jangka waktu lama dan setiap hari. Beberapa orang mungkin juga terlalu lambat untuk menggunakan masker," ujarnya.
"Masalah lainnya dari masyarakat yang menggunakan masker adalah mereka tidak bisa memastikan bahwa penggunaan maskernya aman, sering mengubah posisi masker, sering menyentuh maskernya mengggunakan tangan," kata dia kemudian.
Padahal tangan yang terkontaminasi dan tidak dicuci bersih bisa menyebarkan virus corona Covid-19 dari permukaan tangan ke selaput lendir seseorang.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
-
Dampingi Presiden, Bahlil Ungkap BBM hingga Listrik di Sumbar Tertangani Pasca-Bencana
Terkini
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?
-
5 Kesalahan Umum Saat Memilih Lagu untuk Anak (dan Cara Benarnya)
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia