Suara.com - Wabah virus corona Covid-19 tidak hanya memengaruhi secara fisik, tetapi juga kesehatan mental pasien maupun orang yang harus diam di rumah aja.
Situasi ini tentu bukan hal mudah bagi petugas medis yang berada di garis terdepan melawan corona Covid-19. Para ahli kesehatan mental pun mulai mengkhawatirkan dampak jangka panjang dari virus corona Covid-19.
Menurut Dr Anna Yusim, psikiater dan staf pengajar Yale yang berbasis di New York, ketakutan dan kecemasan sama menularnya dengan virus corona Covid-19.
"Petugas medis harus menyelesaikan masalah trauma akibat virus corona Covid-19 ini pada setiap pasien," jelasnya dikutip dari Fox News.
Sebuah studi oleh Yayasan Kaiser Kaluarga (KFF) yang diambil pada akhir Maret 2020 ,menemukan bahwa 45 persen reponden merasa bahwa kekhawatiran dan stres akibat virus corona Covid-19 menimbulkan efek negatif pada kesehatan mentalnya.
"Sekarang kita berada dalam situasi yang tidak seperti biasanya. Selalu ada kabar kematian di tengah pandemi corona Covid-19 dan ada begitu banyak ketidakpastian yang dirasakan semua orang," kata Yusim.
Sebelumnya, Yusim sudah menjalani praktik sebagai psikiater selama satu dekade dan telah merawat sekitar 1.200 pasien sepanjang karirsnya.
Saat wabah virus corona Covid-19 sekarang ini, Yusim bertugas membantu pasien yang khawatir akan infeksi virus mematikan ini karena tertular bersama suaminya.
Mulanya, pasien itu menghadiri pesta pada 9 Maret 2020. Mereka mulai mengalami gejala virus corona Covid-19 setelah satu hingga 2 hari dari pesta.
Mereka tergolong mengalami gejala virus corona Covid-19 ringan, meskipun suaminya sempat menjalani perawatan rumah sakit. Tetapi, keduanya sudah dinyatakan pulih dari virus corona Covid-19.
Baca Juga: Enam Hal yang Bisa Memicu Stres Pada Anak
Sejak pandemi virus corona Covid-19. Yusim mengaku jam kerjanya semakin sibuk. Kini, ia merawak sekitar 150 pasien, termasuk para petugas medis yang berhadapan langsung dengan pasien corona Covid-19.
Yusim bercerita salah satu pasiennya yang petugas medis ketakutan terular virus corona Covid-19 ketika menangani pasien, terlebih ketersediaan APD (Alat Pelindung Diri) sangat terbatas.
"Terutama sekarang kita melihat bahwa orang yang lebih muda dan sehat bisa berakhir dengan bantuan ventilator dan mati. Kita tidak merasa seperti dilindungi oleh rumah sakit atau pemerintah kami," kata seorang pasien Yusim.
Namun, mereka bersyukur memiliki ahli kesehatan mental di rumah sakitnya yang bisa menjadi tempat tujuan petugas medis. Sebuah laporan dalam New England Journal of Medicine tentang Mental Health and the COVID -19 Pandemic menemukan bahwa kebanyakan orang tabah dan tidak menyerah pada psikopatologi setelah pandemi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
-
Genjot Konsumsi Akhir Tahun, Pemerintah Incar Perputaran Uang Rp110 Triliun
Terkini
-
Gigi Goyang Saat Dewasa? Waspada! Ini Bukan Sekadar Tanda Biasa, Tapi Peringatan Serius dari Tubuh
-
Bali Menguat sebagai Pusat Wellness Asia, Standar Global Kesehatan Kian Jadi Kebutuhan
-
Susu Creamy Ala Hokkaido Tanpa Drama Perut: Solusi Nikmat buat yang Intoleransi Laktosa
-
Tak Melambat di Usia Lanjut, Rahasia The Siu Siu yang Tetap Aktif dan Bergerak
-
Rahasia Sendi Kuat di Usia Muda: Ini Nutrisi Wajib yang Perlu Dikonsumsi Sekarang
-
Ketika Anak Muda Jadi Garda Depan Pencegahan Penyakit Tak Menular
-
GTM pada Anak Tak Boleh Dianggap Sepele, Ini Langkah Orang Tua untuk Membantu Nafsu Makan
-
Waspada! Pria Alami Sperma Kosong hingga Sulit Punya Buat Hati, Dokter Ungkap Sebabnya
-
Standar Global Layanan Kesehatan Kian Ditentukan oleh Infrastruktur Rumah Sakit
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek