6. Gunakan voice note sesekali
Menulis sebagian besar teks dan email menggunakan voice note atau pesan suara bisa memberikan kesempatan pada lengan dan pergelangan tangan waktu untuk beristirahat.
7. Jangan duduk tegak di kursi
Jangan mencoba duduk tegak bahkan tidak membungkuk di kursi. Punggung bawah Anda sebaiknya agak melengkung ke arah perut, ini disebut lordosis. Postur itu dinilai paling rileks untuk punggung bagian bawah dan paling sedikit memberi tekanan pada cakram intervertebralis di wilayah itu.
Jika Anda mencondongkan tubuh ke depan, tulang belakang lumbar membungkuk atau kyphosis. Posisi itu memberi banyak tekanan pada cakram lumbar intervertebralis. Jika kursi tidak memiliki sandaran hingga ke bawah, gunakan bantal atau handuk gulung dan letakan di belakang punggung bawah Anda.
8. Saat duduk, sandarkan telapak kaki di lantai atau penyangga kaki
Jika kaki Anda tidak mencapai lantai, gunakan kotak, tumpukan buku, bantal atau sandaran kaki. Jangan menarik kaki Anda ke belakang di bawah kursi atau membiarkannya menjuntai. Hal itu akan membuat tekanan di bawah paha, membatasi aliran darah ke kaki hingga bagian bawah Anda dan meningkatkan risiko trombosis vena dalam.
9. Batasi waktu Anda bekerja di tempat tidur
Bekerja di tempat tidur mungkin akan memberikan kenyamanan. Tapi itu sebenarnya lebih buruk dampaknya daripada duduk di kursi. Karena kemungkinan posisi Anda akan menyilangkan kaki atau berselonjor untuk menjadikan penopang untuk laptop Anda.
Baca Juga: 5 Olahraga yang Bisa Dilakukan saat WFH
Posisi itu terlalu rendah untuk tampilan layar yang optimal, jadi Anda harus membungkuk. Jika tempat tidur adalah satu-satunya pilihan Anda, letakkan bantal di belakang punggung juga letakkan laptop di atas bantal pada pangkuan Anda. Lebih baik lagi gunakan meja yang rendah sehingga Anda bisa mengetik dengan nyaman tanpa membuat leher tegang.
10. Hindari penggunaan laptop dalam waktu lama
Keberadaan meja berdiri membuat banyak orang percaya bahwa berdiri adalah pilihan yang lebih baik untuk tubuh saat bekerja. Tetapi para ahli ergonomi telah lama membuktikan bahwa berdiri untuk bekerja membutuhkan lebih banyak energi daripada duduk dan memberikan tekanan yang lebih besar pada sistem peredaran darah, juga pada tungkai kaki.
Untuk pria dengan penyakit jantung iskemik, ini dikaitkan dengan perkembangan aterosklerosis karotis. Berdiri untuk waktu yang lama juga meningkatkan risiko varises. Setiap 20 hingga 30 menit berdiri, disarankan untuk melakukan peregangan selama satu atau dua menit untuk meningkatkan sirkulasi darah dan mengendurkan otot. Berjalan-jalanlah sedikit untuk mengambil segelas air atau membuat teh atau kopi. Tetapi jangan mencoba untuk bekerja berjam-jam sambil berdiri, ya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Belajar dari Kasus Ameena, Apakah Permen Bisa Membuat Anak Sering Tantrum?
-
Bukan Sekadar Gadget: Keseimbangan Nutrisi, Gerak, dan Emosi Jadi Kunci Bekal Sehat Generasi Alpha
-
Gerakan Kaku Mariah Carey saat Konser di Sentul Jadi Sorotan, Benarkah karena Sakit Fibromyalgia?
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?